COIGA BARU

Menu1

Pencarian

Tampilkan postingan dengan label BPOC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BPOC. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Maret 2012

Friendship Games, Kompetisi Olahraga untuk Disabel

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Pekan olahraga seperti basket, tenis meja, atau bulu tangkis bagi kaum muda adalah hal biasa. Namun, bagaimana serunya ketika ajang olahraga kompetitif ini ditujukan bagi para warga disabel?
- Ajang perdana besutan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan menggandeng Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY, Pusat Rehabilitasi Yakkum, dan United Cerebral Palsy (UCP) ini diikuti oleh 264 orang siswa SLB serta sekolah inklusi jenjang SD, SMP, SMA dan SMK se-provinsi DIY.

Mengusung tajuk Friendship Games I, pekan olahraga tersebut mempertandingkan lima cabang olah raga adaptif, yaitu bola basket kursi roda, voli duduk, tenis meja kursi roda, bulu tangkis kursi roda, dan sepak bola kelimaan khusus putra.

Kabid Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Endro Santoso menjelaskan, Friendship Games merupakan pesta olahraga bagi penyandang disabilitas di Yogyakarta dengan tujuan meningkatkan kebugaran anak berkebutuhan khusus. "Kami juga ingin menyosialisasikan tentang anak berkebutuhan khusus, menjaring bibit atlit berkebutuhan khusus sejak dini, dan menjadikan olahraga sebagai media kreasi dan persaudaraan antaranak berkebutuhan khusus," kata Endro seperti dilansir dari laman UNY, Jumat (16/3/2012).

Selama mengikuti kompetisi, Endro menegaskan agar peserta melakukan fairplay. "Jika mempunyai cita-cita pada bidang olahraga, para siswa ini harus punya kemampuan, kedisiplinan, dan selalu tekun berlatih," ujarnya.

Selaku tuan rumah, Rektor UNY Rochmat Wahab mengaku senang dengan terselenggaranya Friendship Games sebab UNY memiliki centre of adaptive physical education di bawah naungan Fakultas Ilmu Pendidikan. Di dalamnya, lanjut Rochmat, terdapat program studi pendidikan khusus atau PLB.

“Selain itu UNY juga mempunyai Fakultas Ilmu Keolahragaan yang memiliki fasilitas lengkap untuk keolahragaan yang bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus, maka ke depannya akan lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi fasilitas untuk anak berkebutuhan khusus ini agar mereka dapat berolahraga seperti anak normal," tutur Rochmat. *** ================================================ * Bila ada saran, masukan, kritik atau informasi dan kasus yang ingin diangkat dan ditulis jangan segan-segan layangan pemikiran dan informasi Anda ke email: akumemangcoi@yahoo.com. Jangan lupa sertakan no hp. Trims. ================================================

Rabu, 29 Februari 2012

BPOC Terancam Dipecah Belah

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - BPOC (Badan Pembinaan Olahraga Cacat) diduga terancam dipecah belah oleh salah seorang oknum.
- Hal itu disampaikan Ketua Umum NPC (Nastional Paralimpic Committee), Shenny Marbun dan Wakil Ketua Umum NPC, Rio Suseno yang hadir dalam acara jumpa pers dengan para wartawan di Restoran Lagunas, Senayan, Jakarta.

“Kami merasakan upaya pecah belah itu. Namun kami tetap solid karena berjalan sesuai dengan aturan selain itu kami juga yang mempunyai kekuatan. Kami mengurus ini dengan hari sehingga upaya cloning atau memecah belah BPOC tidak bisa berjalan,” ujar Rio.

Dudga,oknum yang berusaha memecah belah adalah Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Tapi, hingga kini masih belum ada kepastian kebenaran kabar tersebut.

NPC terus mengikuti berbagai event di tingkat Asia maupun dunia. Bahkan terkahir NPC sukses menjadi tuan rumah dan mampu membawa kontingen Indonesia menempati peringkat dua Asean Paragames di Solo,Deseber 2011.

Sebagai tindak lanjut dari sukses itu, NPC kini menyiapkan diri menghadapi Olimpiade Paralimpic di London, Agustus 2012. “Kami sudah meloloskan 5 atlet. Namun kami masih berusaha menambah jatah atlet itu. Kami sudah berkoordinasi dengan Prima dan Menpora untuk melaksanakan Pelatnas. Mungkin kami akan menyiapkan 40 para atlet,” tegasnya. *** ================================================ * Bila ada saran, masukan, kritik atau informasi dan kasus yang ingin diangkat dan ditulis jangan segan-segan layangan pemikiran dan informasi Anda ke email: akumemangcoi@yahoo.com. Jangan lupa sertakan no hp. Trims. ================================================

Rabu, 25 Agustus 2010

Nama BPOC Berubah Jadi NPC

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - SOLO - Nama Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) akhirnya berubah menjadi National Paralympic Commitee (NPC), menyusul adanya surat dari International Paralympic Commitee (IPC) yang berpusat di Bonn, Jerman.
-Ketua Umum NPC of Indonesia, Senny Marbun, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/8) mengatakan perubahan nama dari BPOC menjadi NPC tersebut telah disetujui Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga serta KONI Pusat. Ia mengatakan, perubahan ini karena kalau masih tetap memakai nama BPOC maka Indonesia tidak bisa tampil pada pesta olahraga penyandang cacat internasional di bawah naungan IPC.

Menurut dia, dengan perubahan nama tersebut Undonesia bisa mengirimkan atletnya pada pesta olahraga penyandang cacat internasional seperti Asian Para Games, Fespic Games, maupun ASEAN Para Games.

Ia mengatakan, sejarah dari NPC tersebut semula bernama Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC) yang didirikan oleh Prof Dr Suharso pada 1962 kemudian pada 1993 berubah namanya menjadi Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC).

"Kalau tetap memakai nama yayasan terkesan bahwa organisasi ini milik perorangan sehingga namanya diganti menjadi badan," katanya menegaskan.

Kemudian mulai 2010 ini, kata dia, namanya berubah menjadi NPC karena mengikuti aturan internasional yang berkaitan kiprah atlet cacat Indonesia di ajang olahraga internasional. "Jadi NPC ini bukan organisasi baru tetapi organisasi yang sudah berdiri sejak 1962 dan hanya ganti nama saja," katanya menegaskan.

Bahkan, kata dia, kepengurusannya diangkat dengan Surat Keputusan dari Ketua Umum KONI Pusat dan masuk dalam salah satu induk organisasi olahraga di bawah KONI Pusat.

Ia mengatakan, dengan adanya pengakuan dari Kemenegpora dan KONI Pusat ini, dirinya berharap Kemenpora jangan memberikan rekomendasi organisasi penyandang cacat yang berbau olahraga tanpa status yang jelas diadopsi.

"Kalau ini yang terjadi maka akan menjadi preseden buruk bagi kehidupan demokrasi di Indonesia dan pembinaan olahraga di Tanah Air ini," katanya menegaskan.***

Senin, 23 Agustus 2010

350 Atlet Penyandang Cacat Ikuti Porcada 2010

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Makassar - Sebanyak 350 atlit penyandang cacat terdaftar mengikuti Pekan Olah Raga Penyandang Cacat Daerah 2010 yang akan diselenggarakan di Kabupaten Pangkep 6-13 November 2010
-Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Sulsel Ilham Gazaling di Makassar, Senin, menjelaskan pada penyelenggaraan Porcada ke-2 ini terdiri atas lima cabang olah raga.

Lima cabang olah raga tersebut adalah atletik, bulu tangkis, catur, renang dan tenis meja.

Pada penyelenggaraannya tahun ini atlit penyandang tuna rungu, tuna netra dan tunagrahita juga ikut serta.

"Para atlit penyandang cacat telah berkali-kali menorehkan prestasi bahkan hingga di tingkat nasional, hal ini semakin membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan berprestasi," katanya.

Penyelenggaraan Porcada tahun ini digelar secara satu paket dengan penyelenggaran Pekan Olah Raga Daerah di kabupaten yang sama.

Secara keseluruhan sebanyak 650 orang terlibat dalam penyelenggaraan ajang olah raga ini termasuk official, pelatih dan panitia yang baru saja dilantik dan langsung menggelar rapat koordinasi di rumah jabatan gubernur.

Panitia penyelenggaraan dibentuk berdasarkan kebutuhan akan perlunya panitia khusus menangani atlet penyandang cacat.***

Minggu, 25 Juli 2010

Ratusan Atlet Ikuti Kejurnas Atletik Penyandang Cacat

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Solo: Sebanyak 190 atlet dan 40 ofisial dari 17 provinsi di Indonesia, memastikan diri ambil bagian dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Penyandang Cacat, 27-28 Juli 2010 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah. "Pihak panitia menargetkan peserta minimal 300 peserta baik putra maupun putri dan dari semua provinsi bisa mengirimkan atletnya," kata Ketua Badan Pembinaan Olahraga Cacat (BPOC) Pusat Senny Marbun di Solo, Ahad (25/7).
-"Hingga hari ini yang mendaftarkan baru 190 atlet dan 40 ofisial asal 17 Provinsi. Menjelang pertandingan kurang sehari biasanya mereka itu baru mendaftarkan. Untuk itu kami tetap optimis target peserta itu akan terpenuhi," katanya.

Kejurnas Atletik ini mempertandingkan 137 nomor dari 86 kelas. Pembagian nomor dan kelas pertandingan didasarkan pada tingkat kecacatan atlet. Sebelum dilaksanakan pertandingan terlebih dahulu diadakan klasifikasi kecacatan pada tanggal 26 Juli 2010.

Sebelum berlangsungnya Kejurnas Atletik terlebih dahulu dilakukan eksibisi balap sepatu roda. Untuk nomor ini nantinya juga akan dipertandingkan pada event ASEAN Paragames 2011.

Menyinggung mengenai peta kekuatan atlet, Senny mengatakan untuk persiapan yang paling bagus Kontingen Jawa Barat yang akan membawa 40 atlet andalannya, sementara Jawa Tengah yang menjadi tuan rumah hanya akan menurunkan 23 atlet andalannya.

Ketua I Bidang Organisasi BPOC Pusat Rio Suseno mengatakan disela-sela acara tersebut akan digelar Munaslub organisasi tersebut, terkait untuk melakukan perubahan nama BPOC menjadi National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.***

Jumat, 16 Juli 2010

Wakili Indonesia ke Athena, Atlet Cacat Kesulitan Dana

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Pamekasan - Mohammad Subhan Hadi akhirnya terpilih mewakili Indonesia ke Olimpiade Penyandang Cacat di Athena 2011 mendatang, setelah berhasil meraih medali emas dan perunggu pada Pekan Olahraga Nasional yang digelar GOR Ragunan Jakarta 24-30 Juni lalu.
-Meski berprestasi, langkah siswa SLTP Luar Biasa PGRI Pamekasan menuju Athena tidak mulus. Saat ini dia kesulitan mendapatkan dana untuk latihan. Berbagai proposal bantuan yang diajukan pihak sekolahnya ke pemerintah daerah setempat ditolak.

"Saya dan pihak sekolah sudah ajukan proposal. Tapi kami dipingpong. Disuruh ke dinas ini dan itu," kata Achmat Sosiawan, ayah Subhan Hadi, Jumat (16/7).

Jangankan bantuan, Sosiawan menuturkan sejak putranya pulang dari Jakarta usai mengharumkan nama Kabupaten Pamekasan karena meraih emas Pornas, hingga saat ini tidak ada penghargaan apa pun yang diberikan dari Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Subhan Hadi yang menderita tuna grahita ini berhasil meraih emas di lomba lari 100 meter dan perunggu di nomor 150 meter.

Dinas Pemuda, Olahraga dan Budaya Pamekasan yang harusnya mengurusi dunia olahraga justru tidak dapat memberikan bantuan kepada Subhan Hadi. "Soal bantuan dan penghargaan bukan wewenang kami," Kepala Instansi tersebut Mohammad Yusuf Suhartono.

Sebaliknya, dia malah menyarakan Subhan Hadi mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan dan bagian kesejahateraan rakyat untuk mendapatkan penghargaan atas prestasinya.

Aksi lempar handuk juga dilakukan KONI Pamekasan. Ketua lembaga itu Mohammad Yasir secara singkat menuturkan tidak dapat melakukan jemput bola membantu Subhan Hadi. Bantuan dan penghargaan, kata dia, harus diusulkan oleh pengelola cabang olahraga yang ditekuni Subhan Hadi untuk kemudian diusulkan ke KONI.

"Kami tidak bisa jemput bola begitu, ada tata caranya," tegasnya kepada wartawan.

Ketua Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pamekasan Mohammad Makmun menilai Pemerintah Kabupaten Pamekasan memang diskiriminatif dalam memberikan penghargaan terhadap siswa berprestasi. ***

Selasa, 15 Juni 2010

Ratusan Atlet Pecandang Cacat Ikuti Kejurnas

Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - SEMARANG: Sebanyak 200 atlet cacat seluruh Indonesia akan tampil pada kejuaraan nasional di kompleks Gelora Manahan Surakarta (Solo), 20-23 Juli 2010.
-Ketua Umum Pengurus Pusat Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC), Senny Marbun ketika dihubungi dari Semarang, Selasa (15/6), menargetkan jumlah peserta untuk kejurnas mendatang 200 atlet, dan saat ini dirinya sedang menyebar undangan kepada pengurus cabang BPOC tingkat provinsi.

"Kami memang menargetkan 200 peserta tetapi melihat animo penyandang cacat menekuni cabang olahraga atletik ini, saya merasa optimistis bisa lebih dari itu," katanya.

Menurut dia, pada kejurnas mendatang akan mempertandingkan semua nomor atletik untuk penyandang cacat mulai dari tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunanetra, dan tunawicara.

Ia mengatakan kejurnas mendatang akan dijadikan ajang uji seleksi bagi atlet yang akan diterjunkan pada Asian Para Games di Guangzhou, China, Desember 2010, dan masuk pelatnas ASEAN Para Games 2011 yang juga digelar di Solo.

"Kami belum bisa memastikan apakah juara masing-masing nomor langsung mewakili Indonesia pada Asian Para Games atau tidak karena kami masih menunggu persetujuan dari KONI Pusat soal kuota atlet Indonesia yang ditampilkan di China mendatang," katanya.

Kemudian untuk ASEAN Para Games 2011, kata dia, dirinya juga belum memastikan apakah para peraih medali langsung masuk pelatnas atau tidak karena dirinya juga belum tahu gambaran pada even di Solo mendatang akan mempertandingkan berapa cabang olahraga dan berapa nomor pertandingan.

"Yang jelas kejurnas mendatang akan kami jadikan ajang seleksi sehingga begitu ada persetujuan dari KONI Pusat, kami tidak terlalu sulit untuk mendapatkan atletnya," katanya menegaskan.

Ia mengatakan untuk Asian Para Games di China mendatang, dirinya sudah mengajukan proposal kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mulai dari soal pembiayaan (untuk pelatnas maupun saat pertandingan) hingga kuota atlet yang akan ditampilkan pada pesta olahraga multieven penyandang cacat antarnegara Asia mendatang.

"Kami berharap KONI Pusat secepatnya bisa memberikan keputusan soal kuota atlet dan cabang yang akan diikuti sehingga kami bisa segera menggelar pelatnas, mengingat pelaksanaan Asian Para Games sudah mepet," katanya.***

Minggu, 02 Mei 2010

BPOC Keluhkan Minimnya Dana Pembinaan Atlet Berprestasi

CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Pekanbaru - Badan Pembina Olah Raga Cacat Kota Pekanbaru mengeluhkan minimnya dana untuk pembinaan atlet yang hanya Rp100 juta per tahun, padahal dalam waktu dekat akan diadakan seleksi daerah.

-Pengurus Badan Pembina Olah Raga Cacat (BPOC) Pekanbaru, Elbiter di Pekanbaru, Minggu, mengatakan minimnya dana yang diberikan tidak sebanding dengan prestasi yang dicapai altet.

"Atlet cacat yang tergabung dalam BPOC terus memberikan yang terbaik di beberapa kejuaraan baik tingkat daerah maupun nasional. Banyak dari mereka yang menjadi juara," jelasnya.

Minimnya dana pembinaan berpengaruh terhadap kegiatan latihan yang tidak bisa dilakukan semaksimal dulu. Dikatakannya, dalam BPOC ini terdapat 10 cabang olah raga di antaranya cabang voli duduk, bulu tangkis, renang, dan beberapa cabang andalan seperti futsal dan renang.

"Bahkan untuk vitaminnya saja, atlet harus mengeluarkan uang dari sakunya sendiri. Hal ini akan berpengaruh dengan pondasi untuk menciptakan atlet berprestasi itu sangat minim," jelasnya.

Sementara itu salah seorang atlet yang cukup berprestasi di cabang angkat berat, Ismadi, sangat mengeluhkan karena fasilitas serta uang pembinaan sangat kurang.

"Sangat minim, untuk vitamin saja terpaksa mengeluarkan uang dari kantong sendiri. Kalau begini, bagaimana mau berprestasi," ungkapnya.

Ismadi mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk menunjang peningkatan prestasi mereka saat berlaga di lapangan terutama untuk fasilitas peralatan latihan.***
Sumber Asli***
KAMI dari COI melayani pembuatan PRESS RELEASE atau TULISAN OLAHRAGA dan siap membantu menggelar JUMPA PERS dengan mengundang wartawan media cetak dan televisi sesuai pilihan Anda. CP: 087783358784 atau email ke aagwaa@yahoo.com

TERPOPULER COI