Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Jakarta:Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga akan membenahi pola rekruitmen siswa Pusat Pelatihan dan Latihan Pelajar (PPLP) di berbagai provinsi di Indonesia. Johar Arifin, staf ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, menyatakan bahwa selama ini para atlet pelajar yang menuntut ilmu di PPLP bukan merupakan atlet terbaik. Akibatnya program pembentukan atlet melalui PPLP menghadapi ancaman kegagalan.
-
Besar Kecil Normal
Rekruitmen PPLP akan Dibenahi
Jum'at, 27 Agustus 2010 | 12:33 WIB
Besar Kecil Normal
foto
Timnas sepakbola Indonesia. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga akan membenahi pola rekruitmen siswa Pusat Pelatihan dan Latihan Pelajar (PPLP) di berbagai provinsi di Indonesia. Johar Arifin, staf ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, menyatakan bahwa selama ini para atlet pelajar yang menuntut ilmu di PPLP bukan merupakan atlet terbaik. Akibatnya program pembentukan atlet melalui PPLP menghadapi ancaman kegagalan.
“Negara sudah mengeluarkan miliaran rupiah untuk membayar gaji para atlet itu, juga untuk biaya makan, akomodasi, dan sebagainya. Tapi karena yang dipilih bukan yang terbaik, jadinya banyak yang gagal jadi atlet berprestasi. Kami akan membenahi pola rekruitmennya,” kata Johar.
Menurut Johar, salah satu kelemahan rekruitmen siswa PPLP sekarang ini adalah banyaknya siswa titipan. Seharusnya, kata Johar, siswa PPLP diisi oleh para atlet pelajar terbaik di masing-masing provinsi. Saat ini, para atlet terbaik ini seringkali tersisih oleh siswa-siswa titipan ini. “Kalau sudah begini, pemerintah mengalami kerugian yang besar. Harusnya PPLP diisi oleh atlet-atlet terbaik di daerah masing-masing,” ungkap Johar.
Untuk membenahi pola rekruitmen di PPLP di berbagai daerah di Indonesia, Johar menyatakan pihaknya akan melakukan kerja sama intensif dengan pengurus KONI daerah, pengurus cabang-cabang olahraga daerah, dan Dinas Olahraga di daerah. Para pelatih dan pemantau bakat di daerah ditugaskan untuk memberi penilaian yang obyektif dalam memilih siswa terbaik. Jadi rekruitmen siswa tidak hanya melibatkan guru dan pelatih di PPLP saja.
“Misalnya untuk cabang sepak bola, penilaiannya kan terkadang subyektif, beda dengan cabang olahraga lain yang terukur. Makanya kita akan minta pengurus provinsi dan para pelatih cabang ini memberi penilaian yang benar terhadap calon siswa PPLP,” jelas Johar.
Jika para peserta PPLP merupakan atlet-atlet terbaik di daerah masing-masing, ia yakin regenerasi atlet di Indonesia bisa berjalan lebih lancar. Sebab, para atlet-atlet yang berpotensi di PPLP daerah nantinya akan ditarik dan dibina lebih itensif di PPLP nasional, yang saat ini ada di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta.
***