Sumber Asli -- C0I -
Pebulutangkis muda Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, merebut
perunggu, sekaligus medali pertama bagi Indonesia di ajang Youth Olympic
Games (YOG) 2014 di Nanjing, Tiongkok.
COI (Cinta Olahraga Indonesia) Pers memproklamirkan diri menjadi satu-satunya media online yang hanya menyajikan berita Olahraga Indonesia sejak tahun 2010
Pencarian

Tampilkan postingan dengan label YOG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label YOG. Tampilkan semua postingan
Jumat, 22 Agustus 2014
YOG 2014 > Anthony Gagal ke Final
Sumber Asli -- C0I - Satu-satunya
harapan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting gagal lolos ke final
Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games) setelah langkahnya terhenti di
semifinal, Kamis (21/08/2014).
Anthony yang merupakan unggilan 3/4 dikalahkan pemain asal Tiongkok yang merupakan unggulan 2, Lin Gui Pu. Anthony kalah dalam pertandingan ketat tiga gim 21-19, 19-21, 17-21.
Anthony yang merupakan unggilan 3/4 dikalahkan pemain asal Tiongkok yang merupakan unggulan 2, Lin Gui Pu. Anthony kalah dalam pertandingan ketat tiga gim 21-19, 19-21, 17-21.
YOUTH OLYMPIC GAMES > Asa Tersisa pada Anthony Ginting
Sumber Asli -- C0I - Anthony Sinisuka Ginting menjadi satu-satunya harapan Indonesia untuk meraih medali di Youth Olympic Games (YOG) 2014 yang kini sedang berlangsung di Nanjing, China. Anthony melangkah ke semifinal dalam pertandingan Rabu (20/8) malam setelah menundukkan Kanta Tsuneyama dari Jepang dengan 21-8, 14-21, 21-12.
Rabu, 20 Agustus 2014
OLYMPIC YOUTH GAMES > Angkat Besi Gagal Sumbang Emas
Sumber Asli -- C0I -Perjuangan lifter putri Indonesia di Olympic Youth Games (OYG) 2014 Nanjing, China berakhir tanpa medali. Bertarung di partai final kelas 58 putri, Selasa (19/8) Acchedya Jaggaddhita hanya berhasil menempati urutan keempat dengan angkatan total 171 kg.
Selasa, 19 Agustus 2014
Y0G 2014 > Bulutangkis > Anthony Sinisuka Ginting Dan Ruselli Hartawan Belum Temui Hambatan
Sumber Asli -- C0I - Memasuki
pertandingan kedua di babak penyisihan grup F di Youth Olympic 2014,
pebulutangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting masih belum
menemukan hambatan berarti. Wakil Indonesia yang berusia 18 tahun ini
sementara masih menduduki puncak klasemen grup F dengan memenangkan dua
laga.
Jumat, 28 Maret 2014
Demam Berdarah, Aprilia terancam gagal ikut kualifikasi Olimpiade Remaja
Sumber Asli -- C0I -
Atlet putri
Sumatera Barat (Sumbar), Aprilia Kartika terancam gagal mengikuti
kualifikasi Olimpiade Remaja 2014 di Bangkok, Thailand akibat demam
berdarah yang dideritanya.
Rabu, 27 Oktober 2010
Prima Pratama: Angkat Besi Ambisi Ulangi Sukses di YOG
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Cabang olahraga angkat besi giat memaksimalkan potensi atlet mudanya guna mengulang prestasi pada Olimpiade Remaja (YOG) 2013 di Incheon, Korea Selatan. Salah satunya adalah dengan memanfatkan program pembinaan atlet usia muda (Prima Pratama) yang dicanangkan untuk pertama kalinya awal November 2010.
- Berdasarkan pemetaan Satuan Pelaksana (Satlak) Prima Pratama, angkat besi mendapat kuota 15 atlet muda yang tersebar melalui desentralisasi di Lampung, Jawa Barat (Bekasi) dan Jawa Tengah.
Salah satu pelatih, Sodikin, yang membawahi pembinaan atlet angkat besi untuk wilayah Bekasi menyambut gembira adanya program pembinaan usia dini secara lebih terorganisir. Meski selama ini dirinya sudah melakukan regenerasi dengan stok atlet muda yang memadai.
"Kami sudah punya 40 atlet dengan usia mulai dari 10 tahun," kata Sodikin di sela Workshop Prima Pratama di Jakarta, Rabu (27/10/2010).
Khusus untuk Prima Pratama, ia menerangkan akan mulai melakukan seleksi di tiga daerah tersebut mulai November 2010. "Seleksi kami mulai November, dan dilakukan tiap dua bulan sekali. Hanya atlet terbaiklah yang akan terpilih," sebutnya.
Seperti yang diketahui sebelumnya pada Olimpiade Remaja I di Singapura, Agustus 2010 lalu cabor angkat besi menjadi satu-satunya penyumbang medali perunggu lewat lifter putri, Dewi Safitri. Melihat hasil ini, Sodikin pun optimistis di Incheon nanti ia bisa mengulang sukses serupa.
"YOG selanjutnya harus juara," tandas mantan lifter nasional ini.*** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>
Salah satu pelatih, Sodikin, yang membawahi pembinaan atlet angkat besi untuk wilayah Bekasi menyambut gembira adanya program pembinaan usia dini secara lebih terorganisir. Meski selama ini dirinya sudah melakukan regenerasi dengan stok atlet muda yang memadai.
"Kami sudah punya 40 atlet dengan usia mulai dari 10 tahun," kata Sodikin di sela Workshop Prima Pratama di Jakarta, Rabu (27/10/2010).
Khusus untuk Prima Pratama, ia menerangkan akan mulai melakukan seleksi di tiga daerah tersebut mulai November 2010. "Seleksi kami mulai November, dan dilakukan tiap dua bulan sekali. Hanya atlet terbaiklah yang akan terpilih," sebutnya.
Seperti yang diketahui sebelumnya pada Olimpiade Remaja I di Singapura, Agustus 2010 lalu cabor angkat besi menjadi satu-satunya penyumbang medali perunggu lewat lifter putri, Dewi Safitri. Melihat hasil ini, Sodikin pun optimistis di Incheon nanti ia bisa mengulang sukses serupa.
"YOG selanjutnya harus juara," tandas mantan lifter nasional ini.*** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>

Jumat, 27 Agustus 2010
Beasiswa untuk Peraih Perunggu Olimpiade Remaja
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Lifter nasional Dewi Safitri, yang baru saja mengukir medali perunggu di kelas 53 kg putri saat tampil di Olimpiade Remaja di Singapura, mendapat penghargaan beasiswa dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng.
-"Saya berterima kasih pada Menpora Andi Mallarangeng yang memberikan beasiswa, meski baru mengukir medali perunggu di Olimpiade Remaja di Singapura," ujar Dewi Safitri di Jakarta, Jumat (27/8).
Dewi mengaku bangga dan sekaligus merasa tertantang untuk memperbaiki prestasinya dalam dunia angkat besi. Medali perunggu diraih melalui perjuangan keras selama persiapan.
Guna mempersiapkan diri tampil di Olimpiade Remaja, atlet yang kini berusia 17 tahun itu rela tidak melanjutkan sekolah SLTA karena melakukan latihan intensif setelah lulus dari SMP 07 Bekasi.
"Seharusnya saya masuk SMA Negeri 08 Bekasi, namun karena saya konsentrasi dalam latihan menuju Singapura, terpaksa absen dulu. Mungkin tahun depan saya akan melanjutkan lagi sekolah," tegas Dewi seusai menerima penghargaan beasiswa dari Menpora.
Menurutnya, tidak sia-sia berjuang menuju Singapura dengan prestasi yang diraihnya. Melalui kerja kerasnya menghasilkan buah yang diharapkan, meski belum mencapai medali emas.
Pada kesempatan yang sama Mallarangeng mengatakan, penghargaan beasiswa yang diberikan pada Dewi Safitri sangat penting sekali agar lebih bersemangat lagi melakukan latihan. Dengan usianya yang masih 17 tahun waktunya masih panjang untuk berprestasi lagi di event lainnya.
Indonesia saat itu mengirim 14 atlet dari tujuh cabang olahraga ke Olimpiade Remaja di Singapura. Namun satu-satunya medali yang dihasilkan melalui Dewi Safitri, meski baru mencapai medali perungggu. Untuk itu Dewi memerlukan latihan lebih keras lagi agar mencapai sukses di SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade senior nantinya.
Dengan penghargaan beasiswa, katanya, Dewi selain bisa meningkatkan prestasi yang dimiliki, juga meningkatkan prestasinya di bangku sekolah. Dengan begitu beasiswa yang diberikan bisa berfungsi ganda, yaitu meningkatkan prestasi di dunia olahraga dan sekolah.***
Dewi mengaku bangga dan sekaligus merasa tertantang untuk memperbaiki prestasinya dalam dunia angkat besi. Medali perunggu diraih melalui perjuangan keras selama persiapan.
Guna mempersiapkan diri tampil di Olimpiade Remaja, atlet yang kini berusia 17 tahun itu rela tidak melanjutkan sekolah SLTA karena melakukan latihan intensif setelah lulus dari SMP 07 Bekasi.
"Seharusnya saya masuk SMA Negeri 08 Bekasi, namun karena saya konsentrasi dalam latihan menuju Singapura, terpaksa absen dulu. Mungkin tahun depan saya akan melanjutkan lagi sekolah," tegas Dewi seusai menerima penghargaan beasiswa dari Menpora.
Menurutnya, tidak sia-sia berjuang menuju Singapura dengan prestasi yang diraihnya. Melalui kerja kerasnya menghasilkan buah yang diharapkan, meski belum mencapai medali emas.
Pada kesempatan yang sama Mallarangeng mengatakan, penghargaan beasiswa yang diberikan pada Dewi Safitri sangat penting sekali agar lebih bersemangat lagi melakukan latihan. Dengan usianya yang masih 17 tahun waktunya masih panjang untuk berprestasi lagi di event lainnya.
Indonesia saat itu mengirim 14 atlet dari tujuh cabang olahraga ke Olimpiade Remaja di Singapura. Namun satu-satunya medali yang dihasilkan melalui Dewi Safitri, meski baru mencapai medali perungggu. Untuk itu Dewi memerlukan latihan lebih keras lagi agar mencapai sukses di SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade senior nantinya.
Dengan penghargaan beasiswa, katanya, Dewi selain bisa meningkatkan prestasi yang dimiliki, juga meningkatkan prestasinya di bangku sekolah. Dengan begitu beasiswa yang diberikan bisa berfungsi ganda, yaitu meningkatkan prestasi di dunia olahraga dan sekolah.***
Olimpiade Remaja I (YOG): Pengalaman Internasional Jadi Modal Dewi
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Lifter putri Indonesia, Dewi Safitri, mengaku pengalaman seringnya mengikuti kejuaraan angkat besi di luar negeri sebagai modal utama keberhasilannya meraih medali perunggu pada Olimpiade Remaja I (YOG) di Singapura, 14-26 Agustus 2010. Dewi mencatat angkatan 71 kg, serta clean and jerk 100 kg sehingga total angkatannya mencapai 171 kg.
-"Saya biasa saja, tidak grogi. Mungkin karena sudah sering ikut kejuaraan di luar negeri," ucap Dewi dalam jumpa pers di Jakarta (27/8/2010).
Kejuaraan angkat besi bertaraf internasional memang bukan hal baru bagi atlet kelahiran 10 Februari 1993 ini. Terbukti sepanjang tahun 2009 lalu, Dewi telah membukukan prestasi cemerlang yakni medali emas pada Kejuaraan Asia Remaja di Dubai serta medali perunggu di Kejuaraan Asia Remaja di Uzbekistan, 2009.
Setahun sebelumnya, lifter berpostur mungil (52 kg/153 cm) ini juga sempat menempati peringkat tujuh dunia pada Kejuaraan Dunia tingkat remaja di Chiang May 2008. Kesuksesan pada ketiga kejuaraan inilah yang mengantar Dewi lolos kualifikasi dan membawa pulang medali perunggu pada Olimpiade Remaja I.
Tidak hanya itu, kebanggan juga tampak saat puteri pasangan Acef (Ayah) dan Saroh (Ibu) menjadi perwakilan Asia dalam penyerahan defile di malam penutupan YOG. Dengan pengalaman berharga tampil di YOG, Dewi bersama 13 atlet muda yang tergabung dalam kontingen YOG Indonesia telah resmi mendapat gelar Young Olimpian yang akan melekat selamanya.
Pelapis SEA Games 2011
Di sisi lain, melihat potensi besar dalam diri Dewi, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABSI), Alamsyah, justru enggan memforsir kemampuan siswa SMP 07 Bekasi ini.
"Kalau menjadi tim inti SEA Games 2011 masih agak sulit, tapi PB akan mempertimbangkan Dewi sebagai pelapis Okta Dwi Pramita. Ini tidak menutup kemungkinan apalagi Dewi masih memiliki kesempatan untuk berkembang ke angkatan 58 kg atau 62 kg," pungkas Alamsyah.***
Kejuaraan angkat besi bertaraf internasional memang bukan hal baru bagi atlet kelahiran 10 Februari 1993 ini. Terbukti sepanjang tahun 2009 lalu, Dewi telah membukukan prestasi cemerlang yakni medali emas pada Kejuaraan Asia Remaja di Dubai serta medali perunggu di Kejuaraan Asia Remaja di Uzbekistan, 2009.
Setahun sebelumnya, lifter berpostur mungil (52 kg/153 cm) ini juga sempat menempati peringkat tujuh dunia pada Kejuaraan Dunia tingkat remaja di Chiang May 2008. Kesuksesan pada ketiga kejuaraan inilah yang mengantar Dewi lolos kualifikasi dan membawa pulang medali perunggu pada Olimpiade Remaja I.
Tidak hanya itu, kebanggan juga tampak saat puteri pasangan Acef (Ayah) dan Saroh (Ibu) menjadi perwakilan Asia dalam penyerahan defile di malam penutupan YOG. Dengan pengalaman berharga tampil di YOG, Dewi bersama 13 atlet muda yang tergabung dalam kontingen YOG Indonesia telah resmi mendapat gelar Young Olimpian yang akan melekat selamanya.
Pelapis SEA Games 2011
Di sisi lain, melihat potensi besar dalam diri Dewi, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABSI), Alamsyah, justru enggan memforsir kemampuan siswa SMP 07 Bekasi ini.
"Kalau menjadi tim inti SEA Games 2011 masih agak sulit, tapi PB akan mempertimbangkan Dewi sebagai pelapis Okta Dwi Pramita. Ini tidak menutup kemungkinan apalagi Dewi masih memiliki kesempatan untuk berkembang ke angkatan 58 kg atau 62 kg," pungkas Alamsyah.***
Olimpiade remaja I (YOG): Alamsyah: Waktu Persiapan Terlalu Mepet
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Meski anak asuhnya, Dewi Safitri, berhasil menjadi satu-satunya atlet Indonesia yang sukses membawa pulang medali perunggu bagi Indonesia, Sekertaris Jendral (Sekjen) Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABSI), Alamsyah, mengeluhkan minimnya waktu persiapan yang harus dilakukan pihak pelatih dan atletnya.
-"Waktunya sangat sedikit. Kami baru dikumpulkan pada H-7 sebelum Olimpiade Remaja dimulai sehingga persiapan kami mepet. Untungnya di Bekasi Dewi tetap tidak berhenti berlatih," kata Alamsyah kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/8/2010).
Ia menambahkan seandainya memiliki cukup waktu, bukan mustahil bagi Dewi untuk meraih medali perak seperti yang ditargetkan PB PABSI sebelumnya.
"Kalau persiapan kami lebih matang, pasti hasilnya lebih baik. Untuk angkatan 53 kg bagi Dewi, kami memang fokuskan untuk melampaui peraih medali perunggu dari Taipei yang unggul dengan total angkatan 174 kg sementara Dewi 171 kg. Tapi apa mau dikata, lifter Taipei itu memang lebih baik," papar Alamsyah.
Meski demikian, hasil ini tetap disyukuri PB PABSI sebagai prestasi berharga sekaligus bukti suksesnya pembibitan serta pembinaan atlet usia muda.
"Kami dari PB PABSI jelas merasa bangga. Dari hasil ini kami jadi mengetahui bahwa lifter negara lain saat ini memang masih berada di peringkat yang jauh di atas Indonesia. Atlet-atlet mereka secara kemampuan juga melebihi lifter kami. Akan tetapi, medali perunggu ini sudah sangat memuaskan kami," tandasnya.***
Ia menambahkan seandainya memiliki cukup waktu, bukan mustahil bagi Dewi untuk meraih medali perak seperti yang ditargetkan PB PABSI sebelumnya.
"Kalau persiapan kami lebih matang, pasti hasilnya lebih baik. Untuk angkatan 53 kg bagi Dewi, kami memang fokuskan untuk melampaui peraih medali perunggu dari Taipei yang unggul dengan total angkatan 174 kg sementara Dewi 171 kg. Tapi apa mau dikata, lifter Taipei itu memang lebih baik," papar Alamsyah.
Meski demikian, hasil ini tetap disyukuri PB PABSI sebagai prestasi berharga sekaligus bukti suksesnya pembibitan serta pembinaan atlet usia muda.
"Kami dari PB PABSI jelas merasa bangga. Dari hasil ini kami jadi mengetahui bahwa lifter negara lain saat ini memang masih berada di peringkat yang jauh di atas Indonesia. Atlet-atlet mereka secara kemampuan juga melebihi lifter kami. Akan tetapi, medali perunggu ini sudah sangat memuaskan kami," tandasnya.***
Olimpiade Remaja I/2010: Indonesia Tempati Peringkat Ke-84
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA — Kontingen Indonesia menempati peringkat ke-84 dari 205 negara yang berlaga pada kompetisi Olimpiade Remaja I (YOG) di Singapura, 14-26 Agustus 2010. Dengan hanya perolehan satu medali perunggu dari cabang angkat besi putri, kontingen Indonesia berdampingan dengan Kamboja yang juga menorehkan prestasi serupa.
-Sementara itu, negara Asia lainnya seperti Thailand berhasil menempati peringkat ke-14 dengan perolehan 4 medali emas dan 3 perunggu. Vietnam di posisi ke-39 dengan 1 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Singapura dan Malaysia juga menempati peringkat di atas Indonesia, yakni ke-62 dan ke-64, masing-masing dengan 3 perak, 4 perunggu, dan 2 perak.
Dari 14 atlet di tujuh cabang kontingen Indonesia yang diturunkan, hanya Dewi Safitri dari angkat besi yang berhasil membuahkan medali. Sementara itu, 13 atlet lainnya gagal, baik di babak kualifikasi maupun penyisihan. Erwina Safitri dari cabang olahraga (cabor) panahan hanya mampu menempati peringkat ke-14. Dari cabor taekwondo, Macho Hungan juga mesti mengakui keunggulan atlet China dengan skor telak 4-6. Sementara itu, petenis, Grace Sari Ysidora, juga kandas pada babak pertama akibat cedera. Bulu tangkis pun tidak jauh berbeda. Tunggal putra Evert Sukamta gagal ke perempat final, sedangkan Renna Suwarno juga terhenti pada babak penyisihan grup.
Beruntung, torehan lumayan menggembirakan datang dari cabor renang dan balap sepeda. Dua perenang, Patricia Hapsari dan Ratna Marita, berhasil memperbaiki catatan waktu mereka meski juga gagal memperoleh medali. Sementara itu, Elga Kharisma berhasil menjadi satu-satunya pebalap perwakilan Asia yang menempati peringkat 10 besar.
Meski awalnya tidak menargetkan perolehan medali, Chef de Mission Kontingen Indonesia, Ade Lukman, mengakui hasil ini sebagai cermin kegagalan pembinaan atlet usia dini pada dunia olahraga Indonesia. "Kegagalan ini menjadikan kami untuk berbenah diri untuk membina atlet usia muda melalui peningkatan prestasi lewat banyaknya kompetisi," kata Ade dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (27/8/2010).
Belajar dari pengalaman YOG I ini, Ade pun mengaku akan mengambil start lebih awal untuk mempersiapkan atlet-atlet muda yang tergabung dalam kontingean YOG ini untuk diproyeksikan pada Olimpiade Rio De Janero, Brasil, tahun 2016. "Enam tahun mendatang kami harapkan 14 atlet muda ini kami harapkan memiliki kesempatan untuk bisa masuk pada Olimpiade 2016 di Rio De Janero. Untuk itu, kami akan melakukan sosialisasi kepada 26 PB yang merupakan cabor olympic sehingga program pembinaan untuk YOG II sekaligus Olimpiade 2016 bisa berjalan," pungkasnya.***
Dari 14 atlet di tujuh cabang kontingen Indonesia yang diturunkan, hanya Dewi Safitri dari angkat besi yang berhasil membuahkan medali. Sementara itu, 13 atlet lainnya gagal, baik di babak kualifikasi maupun penyisihan. Erwina Safitri dari cabang olahraga (cabor) panahan hanya mampu menempati peringkat ke-14. Dari cabor taekwondo, Macho Hungan juga mesti mengakui keunggulan atlet China dengan skor telak 4-6. Sementara itu, petenis, Grace Sari Ysidora, juga kandas pada babak pertama akibat cedera. Bulu tangkis pun tidak jauh berbeda. Tunggal putra Evert Sukamta gagal ke perempat final, sedangkan Renna Suwarno juga terhenti pada babak penyisihan grup.
Beruntung, torehan lumayan menggembirakan datang dari cabor renang dan balap sepeda. Dua perenang, Patricia Hapsari dan Ratna Marita, berhasil memperbaiki catatan waktu mereka meski juga gagal memperoleh medali. Sementara itu, Elga Kharisma berhasil menjadi satu-satunya pebalap perwakilan Asia yang menempati peringkat 10 besar.
Meski awalnya tidak menargetkan perolehan medali, Chef de Mission Kontingen Indonesia, Ade Lukman, mengakui hasil ini sebagai cermin kegagalan pembinaan atlet usia dini pada dunia olahraga Indonesia. "Kegagalan ini menjadikan kami untuk berbenah diri untuk membina atlet usia muda melalui peningkatan prestasi lewat banyaknya kompetisi," kata Ade dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (27/8/2010).
Belajar dari pengalaman YOG I ini, Ade pun mengaku akan mengambil start lebih awal untuk mempersiapkan atlet-atlet muda yang tergabung dalam kontingean YOG ini untuk diproyeksikan pada Olimpiade Rio De Janero, Brasil, tahun 2016. "Enam tahun mendatang kami harapkan 14 atlet muda ini kami harapkan memiliki kesempatan untuk bisa masuk pada Olimpiade 2016 di Rio De Janero. Untuk itu, kami akan melakukan sosialisasi kepada 26 PB yang merupakan cabor olympic sehingga program pembinaan untuk YOG II sekaligus Olimpiade 2016 bisa berjalan," pungkasnya.***
Senin, 23 Agustus 2010
OLIMPIADE REMAJA 2010: Elga Kharisma Dapat Pujian
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Kendati Hanya menempati urutan ke-11 di nomor Individual Time Trial, pebalap sepeda Indonesia, Elga Kharisma akan diproyeksikan melalui program kerja sama Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
-Wakil Sekjen PB.ISSI Zuhry Husein menanggapi hasil yang dicapai Elga di Olimpiade Remaja ini mengatakan akan menindak lanjuti apa yang telah dicapai para pembalap muda di Olimpiade Remaja ini melalui try out
"Saya sempat memperkenalkan diri dengan dengan Presiden UCI (Federasi Balap sepeda Internasional), untuk kerjasama pembinaan atlet usia dini di Idnonesia dan beliau tidak keberatan. Kebetulan Presiden UCI berteman baik dengan Bu Rita (Ketua Umum KOI) sama sama anggota IOC. Saya fikir ini bisa terealisasi segera," ungkap Zuhry Husein.
Menurut Zuhry , Elga Kharisma memang memiliki prospek di masa depan.Untuk itulah pihaknya berupaya adanya uluran dari UCI untuk program pembinaan atlit usia dini. Elga Kharisma di nomor Individual Time Trial ITT menempuh jarak 2,3 kilometer, menempati posisi ke-11 dari 31 peserta.
Namun kalau dilihat dari peringkat Asia, pembalap remaja asal Kota Malang jawa Timur itu berada di peringkat kedua Asia , setelah atlet Kazakhstan, Rimma Luchsenkho yang menempati peringkat di klasemen akhir.
Pelatih Elga Sugeng Trihartono mengatakan, ITT bukan nomor andalan atlet asuhannya. Spesialisasinya adalah di nomor Mountain Bike , BMX. "Tapi kalau melihat hasil; ini dia juga memiliki potensi di ITT . apalgi usianya masih tergolong muda ," Kata Sugeng.
Di BMX , Elga Khasrima menempati peringkat ke-tujuh , atau satu satunya pembalap dari kawasan Asia yang masuk delapan besar ,di final. " kalau saja PB ISSI jeli .saya yakin Elga merupakan pembalap yang bisa diandalkan, apalgi nomor BMX dipertandingkan sampai Olimpiade," kata Sugeng yang juga Paman Elga Kharisma.
Di nomor Road Race , dari tiga pebalap yang turun di nomor Jalan Raya di kawasan Marina Bay , hanya Suherman Heryadi yang menyelesaikan Lomba dan berada di peringkat 32 dari 79 pembalap yang megikuti lomba. Sementara dua pembalap Indonesia lainnya Ongky Setiawan dan Destian Satria ,tidak dapat menyelesaikan lomba karena ikut terjatuh bersama 15 pembalap, selepas garis start. Sepeda kedua pembalap itu mengalami rusak berat sehingga gagal menyelsaikan lomba.
Dengan demikian , Indonesia di arena Olimpiade Remaja ini hanya merebut 1 Perunggu dari cabang Angkat Besi Putri.***
"Saya sempat memperkenalkan diri dengan dengan Presiden UCI (Federasi Balap sepeda Internasional), untuk kerjasama pembinaan atlet usia dini di Idnonesia dan beliau tidak keberatan. Kebetulan Presiden UCI berteman baik dengan Bu Rita (Ketua Umum KOI) sama sama anggota IOC. Saya fikir ini bisa terealisasi segera," ungkap Zuhry Husein.
Menurut Zuhry , Elga Kharisma memang memiliki prospek di masa depan.Untuk itulah pihaknya berupaya adanya uluran dari UCI untuk program pembinaan atlit usia dini. Elga Kharisma di nomor Individual Time Trial ITT menempuh jarak 2,3 kilometer, menempati posisi ke-11 dari 31 peserta.
Namun kalau dilihat dari peringkat Asia, pembalap remaja asal Kota Malang jawa Timur itu berada di peringkat kedua Asia , setelah atlet Kazakhstan, Rimma Luchsenkho yang menempati peringkat di klasemen akhir.
Pelatih Elga Sugeng Trihartono mengatakan, ITT bukan nomor andalan atlet asuhannya. Spesialisasinya adalah di nomor Mountain Bike , BMX. "Tapi kalau melihat hasil; ini dia juga memiliki potensi di ITT . apalgi usianya masih tergolong muda ," Kata Sugeng.
Di BMX , Elga Khasrima menempati peringkat ke-tujuh , atau satu satunya pembalap dari kawasan Asia yang masuk delapan besar ,di final. " kalau saja PB ISSI jeli .saya yakin Elga merupakan pembalap yang bisa diandalkan, apalgi nomor BMX dipertandingkan sampai Olimpiade," kata Sugeng yang juga Paman Elga Kharisma.
Di nomor Road Race , dari tiga pebalap yang turun di nomor Jalan Raya di kawasan Marina Bay , hanya Suherman Heryadi yang menyelesaikan Lomba dan berada di peringkat 32 dari 79 pembalap yang megikuti lomba. Sementara dua pembalap Indonesia lainnya Ongky Setiawan dan Destian Satria ,tidak dapat menyelesaikan lomba karena ikut terjatuh bersama 15 pembalap, selepas garis start. Sepeda kedua pembalap itu mengalami rusak berat sehingga gagal menyelsaikan lomba.
Dengan demikian , Indonesia di arena Olimpiade Remaja ini hanya merebut 1 Perunggu dari cabang Angkat Besi Putri.***
OLIMPIADE REMAJA 2010: Elga Gagal Tambah Medali
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Pebalap muda Indonesia Elga Kharisma Novanda hanya menempati urutan ke-11 dalam lomba Individual Time Trial di ajang Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games) I di Singapura, Minggu.
-Elga Kharisma membukukan catatan waktu 3:36.98 dengan kecepatan rata-rata 38,160 kilometer per jam dalam lomba di atas trek berjarak 2,3 kilometer ini, dikutip dari situs panita penyelenggara, Minggu.
Gelar juara diraih Lina Indergand (Swiss) dengan waktu 3:18.00, urutan kedua Karolina Kalasova (Ceko/3:23.87) dan peringkat ketiga Ingris Drexel (Meksiko/3:25.37).
Di nomor road race, tiga pebalap Indonesia yang turun di nomor jalan raya di kawasan Marina Bay, hanya Suherman Heryadi yang menyelesaikan lomba dan berada di peringkat 32 dari 79 pebalap yang mengikuti lomba.
Sementara dua pebalap Indonesia lainnya yakni Ongky Setiawan dan Destian Satria tidak dapat menyelesaikan lomba karena ikut terjatuh bersama 15 pembalap lain selepas garis start. Sepeda kedua pembalap itu mengalami rusak berat sehingga gagal menyelesaikan lomba.
Dengan demikian, di arena Olimpiade Remaja 2010 ini kontingen Indonesia hanya berhasil meraih satu medali perunggu dari cabang angkat besi putri atas nama lifter Dewi Safitri.***
Gelar juara diraih Lina Indergand (Swiss) dengan waktu 3:18.00, urutan kedua Karolina Kalasova (Ceko/3:23.87) dan peringkat ketiga Ingris Drexel (Meksiko/3:25.37).
Di nomor road race, tiga pebalap Indonesia yang turun di nomor jalan raya di kawasan Marina Bay, hanya Suherman Heryadi yang menyelesaikan lomba dan berada di peringkat 32 dari 79 pebalap yang mengikuti lomba.
Sementara dua pebalap Indonesia lainnya yakni Ongky Setiawan dan Destian Satria tidak dapat menyelesaikan lomba karena ikut terjatuh bersama 15 pembalap lain selepas garis start. Sepeda kedua pembalap itu mengalami rusak berat sehingga gagal menyelesaikan lomba.
Dengan demikian, di arena Olimpiade Remaja 2010 ini kontingen Indonesia hanya berhasil meraih satu medali perunggu dari cabang angkat besi putri atas nama lifter Dewi Safitri.***
OLIMPIADE REMAJA 2010/11; Balap Sepeda Juga Gagal
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Singapura - Pebalap masa depan Indonesia, Elga Kharisma Novanda, hanya menempati urutan ke-11 dalam lomba Individual Time Trial di ajang Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games) I di Singapura.
-Elga Kharisma membukukan catatan waktu 3:36.98 dengan kecepatan rata-rata 38,160 kilometer per jam dalam lomba di atas trek berjarak 2,3 kilometer ini, dikutip dari situs panita penyelenggara, Minggu.
Gelar juara diraih Lina Indergand (Swiss) dengan waktu 3:18.00, urutan kedua Karolina Kalasova (Ceko/3:23.87) dan peringkat ketiga Ingris Drexel (Meksiko/3:25.37).
Di nomor road race, tiga pebalap Indonesia yang turun di nomor jalan raya di kawasan Marina Bay, hanya Suherman Heryadi yang menyelesaikan lomba dan berada di peringkat 32 dari 79 pebalap yang mengikuti lomba.
Sementara dua pebalap Indonesia lainnya yakni Ongky Setiawan dan Destian Satria tidak dapat menyelesaikan lomba karena ikut terjatuh bersama 15 pembalap lain selepas garis start.
Sepeda kedua pembalap itu mengalami rusak berat sehingga gagal menyelesaikan lomba.
Dengan demikian, di arena Olimpiade Remaja 2010 ini kontingen Indonesia hanya berhasil meraih satu medali perunggu dari cabang angkat besi putri atas nama lifter Dewi Safitri.***
Gelar juara diraih Lina Indergand (Swiss) dengan waktu 3:18.00, urutan kedua Karolina Kalasova (Ceko/3:23.87) dan peringkat ketiga Ingris Drexel (Meksiko/3:25.37).
Di nomor road race, tiga pebalap Indonesia yang turun di nomor jalan raya di kawasan Marina Bay, hanya Suherman Heryadi yang menyelesaikan lomba dan berada di peringkat 32 dari 79 pebalap yang mengikuti lomba.
Sementara dua pebalap Indonesia lainnya yakni Ongky Setiawan dan Destian Satria tidak dapat menyelesaikan lomba karena ikut terjatuh bersama 15 pembalap lain selepas garis start.
Sepeda kedua pembalap itu mengalami rusak berat sehingga gagal menyelesaikan lomba.
Dengan demikian, di arena Olimpiade Remaja 2010 ini kontingen Indonesia hanya berhasil meraih satu medali perunggu dari cabang angkat besi putri atas nama lifter Dewi Safitri.***
Minggu, 22 Agustus 2010
Porsi Pembinaan Atlet Usia Dini Masih Kurang
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Jakarta - Atlet remaja Indonesia belum bisa bersaing di kejuaraan internasional. Ini terbukti dari perolehan medali di Kejuaraan Youth Olympic Games 2010 yang digelar di Singapura pada 14-26 Agustus. Dari empat belas atlet yang dikirim ke sana, hanya satu perungu yang bisa dibawa pulang ke tanah air.
-“Kami prihatin dengan hasil ini. Tapi saya sebelumnya sudah memprediksi hasil yang kita capai tidak akan berbeda dengan apa yang telah dihasilkan di Asian Youth Games, hanya mendapat 1 perunggu dari voli pantai putra,” kata Rita Subowo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Ahad (22/8).
Prestasi ini sudah seharusnya menjadi evaluasi. Karena di bandingkan dengan negara tetangga Thailand, Indonesia tertinggal jauh. Negeri Gajah Putih itu berhasil menggondol tiga emas dari tiga dan tiga perak dari tiga puluh lima atlet yang lolos kualifikasi. Vietnam juga bisa menggondol satu emas.
Ade Lukman, Komisi Atlet Kumite Olimpiade Indonesia, menyatakan hasil yang dicapai kontingen Indonesia di YOG 2010 Singapura menggambarkan masih kurangnya pembinaan atlet remaja di Tanah Air.
Pembinaan atlet di Indonesia, kata Ade, selama ini lebih banyak memprioritaskan pada atlet-atlet senior yang sudah jadi. “Inilah potret atlet tingkat remaja kita. Pembinaan atlet remaja kita kurang karena pengurus cabang olahraga selama ini masih fokusnya di tingkat senior,” kata Ade melalui sambungan telpon, Ahad (22/8).
Dari hasil Singapura ini, kata Ade, kita harus mengubah program kerja pembinaan usia dini menyesuaikan dengan multievent tingkat internasional. Selain YOG, juga ada Asian Games tingkat remaja. “Kita harus mempersiapkannya mulai dari persiapan untuk kualifikasinya,” kata Ade.
Ade berencana akan mengusulkan kejuaraan multievent nasional untuk tingkat junior semacam Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja. Formulasinya, lanjut Ade, mungkin bisa digabungkan dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang sudah ada. “Mungkin bisa bersinergi dengan kejuaraan itu,” katanya.
Apabila ada PON remaja, Ade yakin cabang-cabang olahraga akan terpacu membina atlet usia dini seperti membina atlet seniornya. Selama ini, hanya beberapa cabang olahraga tertentu saja yang mengadakan Kejuaraan Nasional tingkat remaja dan junior.
***
Prestasi ini sudah seharusnya menjadi evaluasi. Karena di bandingkan dengan negara tetangga Thailand, Indonesia tertinggal jauh. Negeri Gajah Putih itu berhasil menggondol tiga emas dari tiga dan tiga perak dari tiga puluh lima atlet yang lolos kualifikasi. Vietnam juga bisa menggondol satu emas.
Ade Lukman, Komisi Atlet Kumite Olimpiade Indonesia, menyatakan hasil yang dicapai kontingen Indonesia di YOG 2010 Singapura menggambarkan masih kurangnya pembinaan atlet remaja di Tanah Air.
Pembinaan atlet di Indonesia, kata Ade, selama ini lebih banyak memprioritaskan pada atlet-atlet senior yang sudah jadi. “Inilah potret atlet tingkat remaja kita. Pembinaan atlet remaja kita kurang karena pengurus cabang olahraga selama ini masih fokusnya di tingkat senior,” kata Ade melalui sambungan telpon, Ahad (22/8).
Dari hasil Singapura ini, kata Ade, kita harus mengubah program kerja pembinaan usia dini menyesuaikan dengan multievent tingkat internasional. Selain YOG, juga ada Asian Games tingkat remaja. “Kita harus mempersiapkannya mulai dari persiapan untuk kualifikasinya,” kata Ade.
Ade berencana akan mengusulkan kejuaraan multievent nasional untuk tingkat junior semacam Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja. Formulasinya, lanjut Ade, mungkin bisa digabungkan dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang sudah ada. “Mungkin bisa bersinergi dengan kejuaraan itu,” katanya.
Apabila ada PON remaja, Ade yakin cabang-cabang olahraga akan terpacu membina atlet usia dini seperti membina atlet seniornya. Selama ini, hanya beberapa cabang olahraga tertentu saja yang mengadakan Kejuaraan Nasional tingkat remaja dan junior.
***
Olimpiade Remaja 2010: Indonesia Berharap Medali dari ITT dan Road Race
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Kontingen Indonesia tinggal berharap di nomor Individual Time Trial di cabang balap sepeda Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games) I/2010 dalam lomba yang akan dilangsungkan Minggu (22/8).
-Di nomor ini pebalap Merah Putih Elga Kharisma Novanda akan kembali mencoba peruntungan dalam lomba berjarak 3,2 kilometer di Tampines Bike Park Singapura, dimana ia akan start pada urutan ke-11 pada pukul 09.10 waktu setempat.
Sebelum Elga mulai memacu kendaraannya, sepuluh pembalap lain berturut-turut akan melakukan start lebih dulu, yakni Araya Debesay Senait (Eritrea), Jovana Crnogorac (Serbia), Shaylene Brown (Zimbabwe), Jimena Mintecinos (Bolivia), Zsofia Keri (Hungaria), Nur Nasthasia Abdul Nazzeer (Singapura), Volha Masiukovich (Belarusia), Antri Christoforou (Siprus), Siriluck Warapiang (Thailand), dan Bianca Martin (Spanyol).
Namun setelah Elga start masih ada 21 pebalap lain yang akan menyusul dan melakukan start dengan masing-masing selisih satu menit.
Pada hari yang sama, tiga pembalap putra Indonesia juga akan turun di nomor jalan raya (road race) menempuh jarak total 40 km dari lima putaran (laps). Ketiga pebalap Indonesia adalah Destian Satria, Ongky Setiawan, dan Suherman Heryadi.
Dari cabang ini keempat pebalap tim Merah Putih belum satu pun yang berhasil mempersembahkan medali. ***
Sebelum Elga mulai memacu kendaraannya, sepuluh pembalap lain berturut-turut akan melakukan start lebih dulu, yakni Araya Debesay Senait (Eritrea), Jovana Crnogorac (Serbia), Shaylene Brown (Zimbabwe), Jimena Mintecinos (Bolivia), Zsofia Keri (Hungaria), Nur Nasthasia Abdul Nazzeer (Singapura), Volha Masiukovich (Belarusia), Antri Christoforou (Siprus), Siriluck Warapiang (Thailand), dan Bianca Martin (Spanyol).
Namun setelah Elga start masih ada 21 pebalap lain yang akan menyusul dan melakukan start dengan masing-masing selisih satu menit.
Pada hari yang sama, tiga pembalap putra Indonesia juga akan turun di nomor jalan raya (road race) menempuh jarak total 40 km dari lima putaran (laps). Ketiga pebalap Indonesia adalah Destian Satria, Ongky Setiawan, dan Suherman Heryadi.
Dari cabang ini keempat pebalap tim Merah Putih belum satu pun yang berhasil mempersembahkan medali. ***
Sabtu, 21 Agustus 2010
OLIMPIADE REMAJA 2010: Rita Subowo Prihatin Hanya Satu Perunggu
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Jakarta - Ketua Umum KONI/KOI Pusat Rita Subowo mengaku prihatin dengan hasil satu medali perunggu yang diperoleh dari ajang Olimpiade Remaja atau Youth Olympic Games I/2010 di Singapura.
-"Kami tentu sangat prihatin dengan hasil ini meski saya sebelumnya sudah memprediksikan hal tersebut. Hasil di YOG tak berbeda dengan apa yang telah dihasilkan di Asian Youth Games beberapa waktu lalu," kata Rita Subowo di Singapura, Sabtu.
Hal itu dikatakan Rita terkait dengan pencapaian kontingen Indonesia di ajang Olimpiade Remaja yang sejauh ini baru berhasil meraih satu medali perunggu melalui Dewi Safitri dari cabang angkat besi kelas 53 kilogram
Pada Asian Youth Games beberapa bulan lalu Indonesia juga hanya mendapat satu perunggu dari voli pantai putra.
Rita Subowo mengatakan, segenap jajaran Pengurus KONI/KOI telah berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meloloskan atlit mengikuti Olimpiade Remaja tersebut. Namun karena keterbatasan dana untuk mengrimkan atlet mengikuti kualifikasi, atlet yang lolos pun hanya berjumlah 14 orang dan berlaga di tujuh cabang olahraga.
"Kita lihat bagaimana keseriusan Thailand dalam hal pembinaan atlet yunior sehingga mereka bisa meloloskan 35 atlet dengan hasil yang cukup membanggakan tentunya dengan tiga medali emas. Begitu juga Vietnam yang sudah mampu berbicara di cabang angkat besi," tutur Rita Subowo.
Melihat realita seperti ini Rita mengatakan jika tidak segera dilakukan sesuatu maka akan memberikan sinyal buruk bagi perkembangan prestasi olahraga Indonesia ke depan.
Untuk itu Rita berharap dengan bergulirnya program PRIMA termasuk diantaranya Satlak Pratama yang membidangi atlet usia dibawah 18 tahun harus terus dikembangkan dengan bekerja sama instansi terkait seperti Kementerian Pendidikan Nasional dan pelaksanaan PPLP dan PPLM maupun O 2 SN.
"Kami akan menggalakkan kerjasama ini secara berkesinambungan dan memonitor atlet yang masih duduk di bangku sekolah bersama-sama instansi terkait," kata Rita Subowo.***
Hal itu dikatakan Rita terkait dengan pencapaian kontingen Indonesia di ajang Olimpiade Remaja yang sejauh ini baru berhasil meraih satu medali perunggu melalui Dewi Safitri dari cabang angkat besi kelas 53 kilogram
Pada Asian Youth Games beberapa bulan lalu Indonesia juga hanya mendapat satu perunggu dari voli pantai putra.
Rita Subowo mengatakan, segenap jajaran Pengurus KONI/KOI telah berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meloloskan atlit mengikuti Olimpiade Remaja tersebut. Namun karena keterbatasan dana untuk mengrimkan atlet mengikuti kualifikasi, atlet yang lolos pun hanya berjumlah 14 orang dan berlaga di tujuh cabang olahraga.
"Kita lihat bagaimana keseriusan Thailand dalam hal pembinaan atlet yunior sehingga mereka bisa meloloskan 35 atlet dengan hasil yang cukup membanggakan tentunya dengan tiga medali emas. Begitu juga Vietnam yang sudah mampu berbicara di cabang angkat besi," tutur Rita Subowo.
Melihat realita seperti ini Rita mengatakan jika tidak segera dilakukan sesuatu maka akan memberikan sinyal buruk bagi perkembangan prestasi olahraga Indonesia ke depan.
Untuk itu Rita berharap dengan bergulirnya program PRIMA termasuk diantaranya Satlak Pratama yang membidangi atlet usia dibawah 18 tahun harus terus dikembangkan dengan bekerja sama instansi terkait seperti Kementerian Pendidikan Nasional dan pelaksanaan PPLP dan PPLM maupun O 2 SN.
"Kami akan menggalakkan kerjasama ini secara berkesinambungan dan memonitor atlet yang masih duduk di bangku sekolah bersama-sama instansi terkait," kata Rita Subowo.***
OLIMPIADE REMAJA 2010: Langkah Cabang Renang Indonesia Kandas
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Singapura - Perenang Arnoscy Siahaan, yang turun di nomor 200 meter gaya kupu–kupu terhenti di babak penyisihan cabang Renang Olimpiade Remaja pertama yang berlangsung di Singapura Sport Student Compleks.
-Arnoscy berada di posisi paling buncit dari tujuh peserta dengan catatan waktu 2 menit 09 ,46. Bahkan Arnoscy juga gagal menyamai rekor terbaiknya 2 menit 07 koma 43 detik.
“Memang atlet remaja kita dari postur sudah tertinggal. Saya melihat sendiri sejak 50 meter pertama dia sudah tertinggal jauh dibanding perenang–perenang dari belahan Eropa,” ujar pemimpin rombngan, Ade Lukman.
Dengan tersingkirnya Arnoscy, praktis Indonesia menyisakkan di cabang Balap sepeda nomor Individual Time Trial dimana pembalap putri Elga Kharisma akan turun di lomba berjarak 3,2 kilometer hari Minggu besok.
Sementara di hari yang sam , tiga pembalap putra akan turun di nomor jalan Raya Road Race menempuh Jarak 40 km. Ketiga pembalap putra tersebut, Ongky Setiawan, Suherman Heryadi dan Destian Satria.
Untuk cabang renang, kata Ade Lukman, harus ditempa secara serius terutama atlit atlit usia dini.
“Ini memang pelajaran berharga bagi kita, bahwa pembinaan atlit usia dini jangan sampai terabaikan,” tutur Ade Lukman yang juga mantan Sekjen PB TI itu.
Pelatih Felix C Sutanto menilai secara keseluruhan untuk putri memperlihatkan hasil yang cukup lumayan.
“Tapi kalau melihat hasil putra memang kita jauh tertinggal. Contohnya Hongaria saya sempat berbincang dengan pelatihnya disana pembinaan atlit muda dilakukan berlapis lapis. Tidak heran kalau catatan waktu terbaik mereka mencapai 1 menit 58 detik. Dan ini sudah menyamai catatan rekor Asia,” kata Felix .
Untuk itu dia berharap perlu ada proritas dalamhal pembinaan atlit remaja, jika tidak ingin tertinggal di banding negara lain.
“Harus segera mungkin, kedepan sudah ada Asian Games Remaja. Dan saya dengar juga ada Sea Games remaja,”ungkap Felix.***
“Memang atlet remaja kita dari postur sudah tertinggal. Saya melihat sendiri sejak 50 meter pertama dia sudah tertinggal jauh dibanding perenang–perenang dari belahan Eropa,” ujar pemimpin rombngan, Ade Lukman.
Dengan tersingkirnya Arnoscy, praktis Indonesia menyisakkan di cabang Balap sepeda nomor Individual Time Trial dimana pembalap putri Elga Kharisma akan turun di lomba berjarak 3,2 kilometer hari Minggu besok.
Sementara di hari yang sam , tiga pembalap putra akan turun di nomor jalan Raya Road Race menempuh Jarak 40 km. Ketiga pembalap putra tersebut, Ongky Setiawan, Suherman Heryadi dan Destian Satria.
Untuk cabang renang, kata Ade Lukman, harus ditempa secara serius terutama atlit atlit usia dini.
“Ini memang pelajaran berharga bagi kita, bahwa pembinaan atlit usia dini jangan sampai terabaikan,” tutur Ade Lukman yang juga mantan Sekjen PB TI itu.
Pelatih Felix C Sutanto menilai secara keseluruhan untuk putri memperlihatkan hasil yang cukup lumayan.
“Tapi kalau melihat hasil putra memang kita jauh tertinggal. Contohnya Hongaria saya sempat berbincang dengan pelatihnya disana pembinaan atlit muda dilakukan berlapis lapis. Tidak heran kalau catatan waktu terbaik mereka mencapai 1 menit 58 detik. Dan ini sudah menyamai catatan rekor Asia,” kata Felix .
Untuk itu dia berharap perlu ada proritas dalamhal pembinaan atlit remaja, jika tidak ingin tertinggal di banding negara lain.
“Harus segera mungkin, kedepan sudah ada Asian Games Remaja. Dan saya dengar juga ada Sea Games remaja,”ungkap Felix.***
Jumat, 20 Agustus 2010
OLIMPIADE REMAJA: Tim Balap Sepeda Harapan Terakhir
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Jakarta - Pembalap sepeda remaja, Elga Kharisma Novanda dan tim balap sepeda putra menjadi harapan terakhir tim Indonesia menambah perolehan medali di Kejuaraan Youth Olympic Games (YOG) 2010 yang berlangsung di Singapura, 14-26 Agustus ini. Mereka akan bertanding Minggu besok.
-Tim balap putra, terdiri dari Destian Satria, Ongky Setiawan, dan Suherman akan turun di di nomor jalan Raya Road Race menempuh Jarak 40 kilometer. Sedangkan Elga turun di lomba Individual Time Trial (ITT) jarak 3,2 kilometer.
“ITT bukan spesialisasinya, tetapi Elga akan berusaha melakukan yang terbaik,” kata Beny Setyawan, pelatih tim balap sepeda melalui pesan singkatnya, Jumat (20/8). Benny mengaku tidak bisa memprediksikan peluang Ekga maupun tim putra karena belum tahu peta kekuatan lawan.
Sampai saat ini, Indonesia baru mengantongi satu medali perunggu dari angkat besi nomor 53 kilogram atas nama Dewi Safitri. Lifter remaja asal Bekasi ini berhasil mengangkat total 171 kilogram.
Hari ini, perenang Arnoscy Siahaan yang turun di nomor 200 meter gaya kupu-kupu gagal menyumbangkan medali. Arnoscy berhenti di babak penyisihan setelah mencatat waktu 2 menit 9.46 detik. Rekor kali ini jauh dari rekor terbaiknya, 2 menit 7.43 detik.
Pelatih renang, Felix C Susanto menilai hasil perenang putra memang masih tertinggal jauh dibandingkan pesaingnya. Felix mencontohkan, atlet renang Hongaria sudah mempunyai rekor terbaik mendekati rekor nasional, yaitu 1 menit 58 detik. Keberhasilan mereka, kata Felix karena pembinaan atlet dilakukan berlapis-lapis.
Komisi atlet Komite Olimpiade Indonesia, Ade Lukman, mengaku hasil kejuaraan ini akan menjadi pelajaran berharga untuk pembinaan atlet usia dini selanjutnya.
***
“ITT bukan spesialisasinya, tetapi Elga akan berusaha melakukan yang terbaik,” kata Beny Setyawan, pelatih tim balap sepeda melalui pesan singkatnya, Jumat (20/8). Benny mengaku tidak bisa memprediksikan peluang Ekga maupun tim putra karena belum tahu peta kekuatan lawan.
Sampai saat ini, Indonesia baru mengantongi satu medali perunggu dari angkat besi nomor 53 kilogram atas nama Dewi Safitri. Lifter remaja asal Bekasi ini berhasil mengangkat total 171 kilogram.
Hari ini, perenang Arnoscy Siahaan yang turun di nomor 200 meter gaya kupu-kupu gagal menyumbangkan medali. Arnoscy berhenti di babak penyisihan setelah mencatat waktu 2 menit 9.46 detik. Rekor kali ini jauh dari rekor terbaiknya, 2 menit 7.43 detik.
Pelatih renang, Felix C Susanto menilai hasil perenang putra memang masih tertinggal jauh dibandingkan pesaingnya. Felix mencontohkan, atlet renang Hongaria sudah mempunyai rekor terbaik mendekati rekor nasional, yaitu 1 menit 58 detik. Keberhasilan mereka, kata Felix karena pembinaan atlet dilakukan berlapis-lapis.
Komisi atlet Komite Olimpiade Indonesia, Ade Lukman, mengaku hasil kejuaraan ini akan menjadi pelajaran berharga untuk pembinaan atlet usia dini selanjutnya.
***
OLIMPIADE REMAJA 2010: Arnoscy Pratama Siahaan Harapan di Renang Singapura
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Jakarta - Perenang Arnoscy Pratama Siahaan akan menjadi tumpuan Indonesia di cabang renang Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games) I/2010 dalam lomba di Singapore Sports School Swimming, Jumat.
-Arnoscy akan berlomba di babak penyisihan nomor gaya kupu-kupu 200 meter putra di mana ia akan berada di kelompok "heat" pertama bersama enam perenang lainnya dari mancanegara.
Perenang kelahiran 2 Januari 1992 ini lolos kualifikasi dengan catatan waktu 2:07.43.
Namun catatan waktu tersebut terpaut agak jauh dibanding perenang Hungaria Bence Biczo yang memiliki catatan waktu terbaik 1:57.77 dan Gyucheol Chang (Korea) yang memiliki catatan waktu 1:59.47.
Sementara empat perenang lainnya dalam heat pertama ini adalah Homayoun Haghighijadid (Iran/2:12.36), Joel Romeu (Uruguay/2:03.80), Thomas Robin (Kanada/2:01.35) dan Melvin Herrmann (Jerman/2:02.85).
Lomba tersebut akan dilangsungkan Jumat mulai pukul 09.52 waktu setempat. Sedangkan babak finalnya akan digelar pada malam harinya mulai pukul 19:23.
Babak pertama lomba cabang ini akan mempertandingkan tiga "heat", hal mana "heat" kedua dan ketiga masing-masing diikuti delapan kontestan.
Arnoscy Pratama Siahaan diharapkan mampu mengukir prestasi terbaik, mengingat sejauh ini kontingen Indonesia yang berkekuatan 14 atlet baru mampu meraih satu medali perunggu melalui Dewi Safitri dari cabang angkat besi di final kelas 53 kilogram.***
Perenang kelahiran 2 Januari 1992 ini lolos kualifikasi dengan catatan waktu 2:07.43.
Namun catatan waktu tersebut terpaut agak jauh dibanding perenang Hungaria Bence Biczo yang memiliki catatan waktu terbaik 1:57.77 dan Gyucheol Chang (Korea) yang memiliki catatan waktu 1:59.47.
Sementara empat perenang lainnya dalam heat pertama ini adalah Homayoun Haghighijadid (Iran/2:12.36), Joel Romeu (Uruguay/2:03.80), Thomas Robin (Kanada/2:01.35) dan Melvin Herrmann (Jerman/2:02.85).
Lomba tersebut akan dilangsungkan Jumat mulai pukul 09.52 waktu setempat. Sedangkan babak finalnya akan digelar pada malam harinya mulai pukul 19:23.
Babak pertama lomba cabang ini akan mempertandingkan tiga "heat", hal mana "heat" kedua dan ketiga masing-masing diikuti delapan kontestan.
Arnoscy Pratama Siahaan diharapkan mampu mengukir prestasi terbaik, mengingat sejauh ini kontingen Indonesia yang berkekuatan 14 atlet baru mampu meraih satu medali perunggu melalui Dewi Safitri dari cabang angkat besi di final kelas 53 kilogram.***
Langganan:
Postingan (Atom)
KAMI dari COI melayani pembuatan PRESS RELEASE atau TULISAN OLAHRAGA dan siap membantu menggelar JUMPA PERS dengan mengundang wartawan media cetak dan televisi sesuai pilihan Anda. CP: 087783358784 atau email ke aagwaa@yahoo.com
TERPOPULER COI
-
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA, Kompas.com - PB Percasi memulai program pembentukan tim inti untuk SEA Games 2011 dengan...
-
Nama Wakil Ketua Umum KOI, Muddai Madang kembali disebut-sebut Dana sosialiasi Asian Games 2018 tiap kota di at...
-
Disaksikan Ketua Umum KOI (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari, Komjen Pol (Purn) Petrus Reinhard Golose bersalaman dengan perintis, pendiri ...
-
CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Catatan positif layak diberikan kepada PB PASI. Otoritas atletik Tanah Air itu dianggap telah memberika...
-
Sumber Asli -- C0I - Persib Bandung tak mau larut dalam kekecewaan pasca kalah di laga derbi Bandung, beberapa hari lalu. Maung Bandung...
-
Indonesia Pingpong League (IPL) musim 2 tahun 2025 akan menghadirkan kompetisi tingkat usia muda dengan tajuk IPL Youth selain IPL Umum yang...
-
Sumber Asli -- C0I -Segera beredar Majalah KONI Edisi V Tahun 2015. Berisi berbagai sajian menarik. Simak profil Ratu Wushu Indonesia,...