Sumber Asli -- C0I -
Persatuan Angkat Besi Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Kabupaten
Temanggung bakal menggelar Kejuaraan "Body Contest" di Gedung Olahraga
Bambu Runcing Temanggung, Minggu (10/1).
COI (Cinta Olahraga Indonesia) Pers memproklamirkan diri menjadi satu-satunya media online yang hanya menyajikan berita Olahraga Indonesia sejak tahun 2010
Pencarian

Tampilkan postingan dengan label Binaraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Binaraga. Tampilkan semua postingan
Senin, 04 Januari 2016
Selasa, 10 Maret 2015
Menpora apresiasi raihan prestasi Adya di AS
Sumber Asli -- C0I -
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku sangat
mengapresiasi raihan prestasi yang ditorehkan oleh atlet binaraga, Adya
Novali di Kejuaraan Binaraga Dunia Arnold Classic di Amerika Serikat.
Nyaris Terlupakan, Binaragawan Indonesia Juara di Kompetisi Arnold
Sumber Asli -- C0I -Keberhasilan Adya Novaly menyabet juara 1 kontes Binaragawan terkenal Arnold Amateur tak luput dari perhatian anggota Komisi X Moreno Soeprapto.
Rabu, 04 Februari 2015
Pemerintah diharapkan majukan binaraga Indonesia
Sumber Asli -- C0I -
Pemerintah dan PB Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia
(PABBSI) diharapkan peduli terhadap kemajuan binaraga di Tanah Air, kata
atlet binaraga nasional Adya Novali.
Sabtu, 18 Mei 2013
Ternyata Ade Rai Dulunya Atlet Bulutangkis
Sumber Asli -- C0I -
Nama Ade Rai selama ini kita kenal sebagai seorang binaragawan. Namun
siapa yang menyangka jika sebelumnya dia justru bercita-cita menjadi
atlet bulutangkis.
Rabu, 13 Maret 2013
PABSI siap jatuhkan sanksi untuk Iwan Samurai
Sumber Asli -- C0I -
Pengurus Besar
Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Indonesia (PB PABSI)
akan menjatuhkan sanksi kepada atlet binaraga kelas 70 kilogram, Iwan
Samurai, karena terbukti positif doping.
Iwan Samurai kehilangan gelar akibat doping
Sumber Asli -- C0I -
Atlet binaraga
kelas 70kg asal Sumatera Barat, Iwan Samurai, harus kehilangan gelar
juaranya sebagai peraih medali emas PON 2012 setelah hasil pemeriksaan
urine membuktikan ia mengkonsumsi zat terlarang atau doping untuk
menunjang performanya.
Minggu, 09 Desember 2012
Binaraga - Asrelawandi Raih Perunggu di WBPF di Thailand
Sumber Asli -- C0I -
Binaragawan berasal dari Riau, Asrelawandi, meraih
medali perunggu pada Kejuaraan Dunia World Body Building Physique
Federation (WBPF) di Bangkok, Thailand, 7-9 Desember 2012.
Siaran pers PB PABBSI, Minggu, menyebutkan Asrelawandi pada kejuaraan dunia itu turun di kategori kelas 60 kilogram.
Siaran pers PB PABBSI, Minggu, menyebutkan Asrelawandi pada kejuaraan dunia itu turun di kategori kelas 60 kilogram.
Sabtu, 24 November 2012
Asrelawandi bertekad pertahankan juara dunia binaraga
Sumber Asli -- C0I -
Atlet binaraga
andalan Riau, Asrelawandi, berupaya untuk mempertahankan gelar juara
dunia di kejuaraan skala dunia di Bangkok, Thailand pada 4-10 Desember
2012.
Senin, 08 Oktober 2012
Ade Rai Gelar Kompetisi Binaraga tanpa Steroid
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA -
Atlet binaraga Indonesia, Ade Rai, bersama komunitas binaraganya serta
International Natural Body Building Association (INBA), menyelenggarakan
kejuaraan internasional Natural Body Building dan Fitness pertama di
Indonesia. Ajang yang diadakan pada 21 Oktober mendatang ini adalah
kampanye Ade dan kawan-kawan menentang penyalahgunaan obat-obatan dalam
binaraga.
Ade Rai Gelar Kejuaraan Binaraga di Bali
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA -
Lama tidak berlaga di atas panggung, binaragawan Indonesia, Ade Rai,
kini tengah sibuk mempersiapkan kejuaraan binaraga tingkat
internasional, Safari Pestaraga Internasional. Ajang ini akan digelar 21
Oktober 2012 di Bali.
Selasa, 04 September 2012
PON XVIII/2012 RIAU: Demi Target, Binaragawan DIY Jalani Diet Ketat
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA -
Tim Binaraga DIY untuk ajang PON XIII/2012 Riau, 9-20 September mendatang, saat ini fokus pada diet. Setiap hari terus dipantau oleh dokter spesialis. Selain itu, latihan intensif tetap berlangsung selama 18 jam setiap pekan.
Tim Binaraga DIY untuk ajang PON XIII/2012 Riau, 9-20 September mendatang, saat ini fokus pada diet. Setiap hari terus dipantau oleh dokter spesialis. Selain itu, latihan intensif tetap berlangsung selama 18 jam setiap pekan.
Kamis, 25 Agustus 2011
Mantan Atlet Mulai Dapat Perhatian
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) telah memberikan bantuan kepada mantan binaragawan Wempi Wungai dan mantan petinju Hasan Lobubun. Selain bantuan dana, bantuan itu meliputi asuransi kesehataan, sokongan pendidikan, dan pembinaan pelatihan.
- Wempi Wungau adalah mantan binaragawan yang pernah meraih medali perak pada Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan. Sayang, setelah tidak lagi menjadi atlet hidupnya pas-pasan.
"Dulu, ketika saya mendapatkan medali perak di Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan, saya sampai menangis. Itu pertama kalinya cabang binaraga menang," kata Wempi Wungau.
Lain halnya dengan Hasan Lobubun, salah satu petinju hebat yang pernah dimiliki Indonesia. Juara nasional kelas bantam junior tahun 1987 ini tiada henti berjuang di dalam hidupnya. Setelah tidak menjadi petinju di juga bergulat dengan masalah ekonomi.
"Hidup saya sekarang susah. Sekarang saya menjadi ’boncos’ (pemulung)," ujar Hasan Lobubun.
Ketua YOI, Andjas Asmara mengatakan, perjuangan olahragawan maupun mantan olahragawan demi menunjukkan eksistensi bangsa di kancah internasional patut dihargai.
"Mantan atlet seperti Hasan Lobubun dan Wempi Wungai dalam perjalanan hidupnya dari mulai masa jayanya sebagai salah satu olahragawan hebat yang pernah dimiliki Indonesia hingga kehidupan di masa pensiunnya saat ini," ujarnya.***
"Dulu, ketika saya mendapatkan medali perak di Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan, saya sampai menangis. Itu pertama kalinya cabang binaraga menang," kata Wempi Wungau.
Lain halnya dengan Hasan Lobubun, salah satu petinju hebat yang pernah dimiliki Indonesia. Juara nasional kelas bantam junior tahun 1987 ini tiada henti berjuang di dalam hidupnya. Setelah tidak menjadi petinju di juga bergulat dengan masalah ekonomi.
"Hidup saya sekarang susah. Sekarang saya menjadi ’boncos’ (pemulung)," ujar Hasan Lobubun.
Ketua YOI, Andjas Asmara mengatakan, perjuangan olahragawan maupun mantan olahragawan demi menunjukkan eksistensi bangsa di kancah internasional patut dihargai.
"Mantan atlet seperti Hasan Lobubun dan Wempi Wungai dalam perjalanan hidupnya dari mulai masa jayanya sebagai salah satu olahragawan hebat yang pernah dimiliki Indonesia hingga kehidupan di masa pensiunnya saat ini," ujarnya.***
Kisah Tragis Pahlawan Olahraga Indonesia: Wempi Titipkan KTP di RS, Hasan Jadi Pemulung
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Kisah sedih dan memilukan tak pernah berhenti menimpa sejumlah olahragawan di Tanah Air, yang pernah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Kali ini, giliran dua mantan atlet, Wempi Wungau dan Hasan Lobubun, menuturkan nasib tragis mereka ketika sudah pensiun.
- Dalam acara penerimaan tali kasih sekaligus buka puasa bersama yang digelar Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), Rabu (24/8/11) di Jakarta, mantan binaragawan dan petinju itu berkeluh-kesah. Mereka bercerita tentang nasibnya yang sangat memprihatinkan setelah berulang kali mengibarkan bendera Merah-putih di berbagai event bergengsi.
Wempi, yang beberapa kali menjadi juara binaraga di ajang SEA Games sejak 1989 hingga 1997, mengaku dikhianati. Janji-janji muluk yang diterimanya ketika masih menjadi atlet, tak pernah terwujud hingga sekarang, sehingga dia harus rela jadi penganggur, dan bekerja atas belas kasihan orang-orang tertentu jika mengajaknya sebagai pengawal pribadi.
"Saya pernah dijanjikan untuk kerja, bahkan sudah ikut tes di kantor pemerintah di Gatot Subroto, tetapi tidak pernah dipanggil," ujar Wempi, yang mengatakan janji tersebut diberikan setelah dirinya meraih medali perak Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan.
Karena tak punya pekerjaan tetap, Wempi merasa sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Padahal, hanya demi meraih prestasi, dia sudah menekuni olahraga sejak usia 12 tahun dan rela terlambat menikah. Alhasil, ketika usianya kini sudah 48 tahun, dia masih harus memikirkan tentang nasib anaknya yang paling kecil, yang baru berusia dua bulan.
"Ketika istriku melahirkan putri ketiga dua bulan lalu, saya terpaksa menitipkan KTP di Rumah Sakit Agung Jakarta Selatan, karena harus menyediakan uang Rp 8 juta. Padahal saya tidak punya uang.
"Beruntung, ada teman-teman yang mau membantu, begitu juga dengan saudaraku, sehingga uang itu bisa terkumpul dan saya bisa menebusnya," jelas Wempi, yang 34 tahun menekuni kariernya sebagai atlet nasional.
Namun, cerita tragis Wempi ini sebenarnya sudah dimulai sejak dia menjadi atlet. Sebagai atlet yang mengharumkan nama bangsa, bukannya dia mendapat bonus yang lebih, malah penghasilannya "disunat" oleh oknum di KONI. Ini yang membuatnya sangat pesimistis bahwa nasib atlet Indonesia bisa bagus.
"Waktu meraih medali perak di Asian Games, seharusnya saya mendapat bonus Rp 150 juta. Tetapi, saya hanya mendapat Rp 100 juta dari Bank Mandiri yang merupakan sponsor," terangnya.
"Saat pencairan bonus, orang di Bank Mandiri juga sempat kaget karena saya hanya terima Rp 100 juta, karena mereka tahu seharusnya saya dapat Rp 150 juta. Tapi itulah, mungkin kami atlet ini dianggap bodoh, sehingga mereka (oknum di KONI) memotong seenaknya," tambah Wempi, yang mengaku momen paling indah selama menjadi atlet nasional adalah ketika menyabet perak di Busan.
"Ya, di Busan itu merupakan kenangan paling indah karena meskipun hanya medali perak, tetapi itu adalah sejarah dalam olahraga binaraga Indonesia. Saya sampai menangis ketika pengibaran bendera Merah-putih," tambahnya.
Mantan petinju jadi pemulung
Jika Wempi tak punya penghasilan tetap karena hanya jadi pengawal pribadi orang-orang tertentu, lain halnya dengan Hasan. Kehidupan mantan juara nasional kelas bantam junior tahun 1987 ini lebih tragis lagi.
Ketika masa jayanya Hasan selalu dipuja dan diperhatikan, kini dia nyaris jadi gelandangan di Jakarta. Bagaimana tidak, Hasan sekarang harus menjalani kehidupan sebagai seorang pemulung. Dari satu tempat ke tempat lain, dia mengais rejeki dari tumpukan barang bekas.
"Saya tiap hari tidur di Mesjid di Tanah Abang 4 karena tidak punya rumah di Jakarta. Rata-rata tiap satu bulan saya pulang ke Bogor untuk menjenguk anak dan istri, yang tinggal di rumah orang tuanya," jelas Hasan, yang berasal dari Maluku ini.
Bantuan YOI
Wempi dan Hasan mendapat tali kasih dan bingkisan dari YOI, yang diberikan oleh ketua YOI, Anjasmara. Mantan pemain tim nasional sepak bola era 1970-an ini merasa prihatin dengan nasib dua mantan atlet berprestasi tersebut.
Dalam keterangannya, Anjasmara mengatakan bahwa YOI akan selalu memperhatikan nasib atlet tak beruntung. Karena itu, setiap dua bulan mereka akan menggelar acara seperti ini (tali kasih).
Meskipun demikian, pihak YOI mengakui bahwa mereka masih kesulitan mendata para mantan atlet berprestasi yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Pasalnya, alamat mereka (mantan atlet) hampir tak bisa ditemukan.
"Alamat hari ini dan keesokan harinya tak sama. Misalnya hari ini kami datang menengok dan besoknya kembali ke sana, mereka tak bisa ditemui lagi karena sudah pindah. Ini yang membuat kami kesulitan," ujar anggota YOI, Dirgantoro Soebroto.***
Wempi, yang beberapa kali menjadi juara binaraga di ajang SEA Games sejak 1989 hingga 1997, mengaku dikhianati. Janji-janji muluk yang diterimanya ketika masih menjadi atlet, tak pernah terwujud hingga sekarang, sehingga dia harus rela jadi penganggur, dan bekerja atas belas kasihan orang-orang tertentu jika mengajaknya sebagai pengawal pribadi.
"Saya pernah dijanjikan untuk kerja, bahkan sudah ikut tes di kantor pemerintah di Gatot Subroto, tetapi tidak pernah dipanggil," ujar Wempi, yang mengatakan janji tersebut diberikan setelah dirinya meraih medali perak Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan.
Karena tak punya pekerjaan tetap, Wempi merasa sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Padahal, hanya demi meraih prestasi, dia sudah menekuni olahraga sejak usia 12 tahun dan rela terlambat menikah. Alhasil, ketika usianya kini sudah 48 tahun, dia masih harus memikirkan tentang nasib anaknya yang paling kecil, yang baru berusia dua bulan.
"Ketika istriku melahirkan putri ketiga dua bulan lalu, saya terpaksa menitipkan KTP di Rumah Sakit Agung Jakarta Selatan, karena harus menyediakan uang Rp 8 juta. Padahal saya tidak punya uang.
"Beruntung, ada teman-teman yang mau membantu, begitu juga dengan saudaraku, sehingga uang itu bisa terkumpul dan saya bisa menebusnya," jelas Wempi, yang 34 tahun menekuni kariernya sebagai atlet nasional.
Namun, cerita tragis Wempi ini sebenarnya sudah dimulai sejak dia menjadi atlet. Sebagai atlet yang mengharumkan nama bangsa, bukannya dia mendapat bonus yang lebih, malah penghasilannya "disunat" oleh oknum di KONI. Ini yang membuatnya sangat pesimistis bahwa nasib atlet Indonesia bisa bagus.
"Waktu meraih medali perak di Asian Games, seharusnya saya mendapat bonus Rp 150 juta. Tetapi, saya hanya mendapat Rp 100 juta dari Bank Mandiri yang merupakan sponsor," terangnya.
"Saat pencairan bonus, orang di Bank Mandiri juga sempat kaget karena saya hanya terima Rp 100 juta, karena mereka tahu seharusnya saya dapat Rp 150 juta. Tapi itulah, mungkin kami atlet ini dianggap bodoh, sehingga mereka (oknum di KONI) memotong seenaknya," tambah Wempi, yang mengaku momen paling indah selama menjadi atlet nasional adalah ketika menyabet perak di Busan.
"Ya, di Busan itu merupakan kenangan paling indah karena meskipun hanya medali perak, tetapi itu adalah sejarah dalam olahraga binaraga Indonesia. Saya sampai menangis ketika pengibaran bendera Merah-putih," tambahnya.
Mantan petinju jadi pemulung
Jika Wempi tak punya penghasilan tetap karena hanya jadi pengawal pribadi orang-orang tertentu, lain halnya dengan Hasan. Kehidupan mantan juara nasional kelas bantam junior tahun 1987 ini lebih tragis lagi.
Ketika masa jayanya Hasan selalu dipuja dan diperhatikan, kini dia nyaris jadi gelandangan di Jakarta. Bagaimana tidak, Hasan sekarang harus menjalani kehidupan sebagai seorang pemulung. Dari satu tempat ke tempat lain, dia mengais rejeki dari tumpukan barang bekas.
"Saya tiap hari tidur di Mesjid di Tanah Abang 4 karena tidak punya rumah di Jakarta. Rata-rata tiap satu bulan saya pulang ke Bogor untuk menjenguk anak dan istri, yang tinggal di rumah orang tuanya," jelas Hasan, yang berasal dari Maluku ini.
Bantuan YOI
Wempi dan Hasan mendapat tali kasih dan bingkisan dari YOI, yang diberikan oleh ketua YOI, Anjasmara. Mantan pemain tim nasional sepak bola era 1970-an ini merasa prihatin dengan nasib dua mantan atlet berprestasi tersebut.
Dalam keterangannya, Anjasmara mengatakan bahwa YOI akan selalu memperhatikan nasib atlet tak beruntung. Karena itu, setiap dua bulan mereka akan menggelar acara seperti ini (tali kasih).
Meskipun demikian, pihak YOI mengakui bahwa mereka masih kesulitan mendata para mantan atlet berprestasi yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Pasalnya, alamat mereka (mantan atlet) hampir tak bisa ditemukan.
"Alamat hari ini dan keesokan harinya tak sama. Misalnya hari ini kami datang menengok dan besoknya kembali ke sana, mereka tak bisa ditemui lagi karena sudah pindah. Ini yang membuat kami kesulitan," ujar anggota YOI, Dirgantoro Soebroto.***
Selasa, 01 Februari 2011
Jakarta Gelar Body Building Berskala Asia
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA – Stadium Jakarta menggelar acara Best of the Best Body Building Championship 2011. Ini merupakan sebuah kejuaraan body building berskala Asia dengan menghadirkan atlet binaraga baik nasional maupun internasional.
- Kejuaran ini bakal digelar di Convention Center MGK Kemayoran, Sabtu (6/2/2011) mendatang. Ajang ini memberikan kesempatan kepada atlet profesional maupun pemula untuk menunjukkan prestasi terbaik sekaligus memacu tumbuhnya bibit-bibit baru olahraga ini.
Kejuaraan yang baru pertama diadakan kali diadakan ini akan mencatatkan sebagai sebuah kejuaraan tingkat nasional namun skala asia terbesar tahun ini. Acara ini juga merupakan kejuaraan yang pertama kali menghadirkan pasrtisipan atlet-atlet mancanegara yang bukan untuk melakukan eksibisi namun turun bertandung dan berlaga melawan atlet binaraga Indonesia.
Tak hanya itu, atlet senior binaraga Indonesia Syafrizal berharap ajang ini bisa menjadi agenda tahunan PB PABBSI.
“Saya akan mengusahakan agar ajang ini nantinya menjadi agenda tahunan PB PABBSI. Ini juga bisa menarik minat atlet muda untuk memacu prestasi mereka,” ujar peraih emas ABG 2008 dan 2010 dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/1/2011).
Stadium Jakarta Best of the best Body Building Championship 2011 dihadiri atlet binaraga tingkat dunia seperti juara dunia dan Asia Sazali (Malaysia) yang akan bertarung melawan atlet-atlet nasional.***
Kejuaraan yang baru pertama diadakan kali diadakan ini akan mencatatkan sebagai sebuah kejuaraan tingkat nasional namun skala asia terbesar tahun ini. Acara ini juga merupakan kejuaraan yang pertama kali menghadirkan pasrtisipan atlet-atlet mancanegara yang bukan untuk melakukan eksibisi namun turun bertandung dan berlaga melawan atlet binaraga Indonesia.
Tak hanya itu, atlet senior binaraga Indonesia Syafrizal berharap ajang ini bisa menjadi agenda tahunan PB PABBSI.
“Saya akan mengusahakan agar ajang ini nantinya menjadi agenda tahunan PB PABBSI. Ini juga bisa menarik minat atlet muda untuk memacu prestasi mereka,” ujar peraih emas ABG 2008 dan 2010 dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/1/2011).
Stadium Jakarta Best of the best Body Building Championship 2011 dihadiri atlet binaraga tingkat dunia seperti juara dunia dan Asia Sazali (Malaysia) yang akan bertarung melawan atlet-atlet nasional.***
Rabu, 19 Januari 2011
MENUJU SEA GAMES XXVI/2011: Cabang Angkat Berat dan Binaraga Disayangkan tidak Masuk SEA Games
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Ketua umum Persatuan angkat besi, berat, dan binaraga seluruh Indonesia (Pabbsi) Adang Darajatun menyayangkan dua cabang Pabbsi tidak dipertandingkan di SEA Games ke-26, November mendatang. Dari tiga cabang dalam naungan Pabbsi, hanya angkat besi saja yang ditandingkan.
- "Saya tetap harapkan angkat berat dan binaraga dapat masuk, tapi kenyataannya tidak. Kami tetap usahakan," ujar Adang usai terpilih kembali sebagai Ketua Umum periode 2010-2015 di Hotel Kaisar, Jakarta, Selasa (18/1) malam.
Adang mencontohkan, di sektor binaraga, prestasi yang diraih pemain adalah prestasi internasional. Seperti di Asian Beach Games (ABG) 2010 di Muscat, dua atlet yang dikirimkan kembali membawa dua medali emas untuk Indonesia.
Untuk Sea Games yang berlangsung di Jakarta dan Palembang, Adang belum berani menentukan target. Pasalnya, ia masih akan berkonsultasi dengan pelatih dan melihat kondisi pemain yang akan diturunkan.
"Dari latihan di Jakarta, Lampung, dan Kalimantan Timur, saya bicara langsung dengan pelatih. Kami siap berikan medali emas, tapi targetnya berapa nanti jelang-jelang SEA Games, betul tidak apa yang disampaikan pelatih," ujar Adang.
Secara terpisah pelatih angkat besi Lukman mengaku bila target juara umum akan sulit dicapai. Tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Selama mendapatkan dukungan maksimal selama 10 bulan yang tersisa, Lukman yakin target tersebut dapat dicapai.
Lukman berharap untuk angkat besi akan dilakukan training camp ke luar negeri. Sehingga, atlet seperti Eko Juli Irawan (kelas 62 kg), Triyatno (69 kg) dan Ni Lu Shinta termotivasi, merasakan perubahan suasana, dan mendapatkan sparring partner yang jauh lebih menantang.
"Kalau di nasional saja terkesan mereka yang terbaik," ujar Lukman.
Dengan training camp di luar negeri, akan ada peningkatan yang lebih baik kedepannya.
"Kami sebagai pelatih belajar banyak dari negara maju, China, Korea, dan sebagainya dengan prestasi teringgi di Olimpiade," ujarnya.
Sedangkan, dalam waktu yang tersisa, akan diadakan try out ke luar negeri. Pertengahan tahun akan mengikuti kejuaraan Asia dan prakualifikasi di Prancis pada awal November, sebelum mengikuti SEA Games.***
Adang mencontohkan, di sektor binaraga, prestasi yang diraih pemain adalah prestasi internasional. Seperti di Asian Beach Games (ABG) 2010 di Muscat, dua atlet yang dikirimkan kembali membawa dua medali emas untuk Indonesia.
Untuk Sea Games yang berlangsung di Jakarta dan Palembang, Adang belum berani menentukan target. Pasalnya, ia masih akan berkonsultasi dengan pelatih dan melihat kondisi pemain yang akan diturunkan.
"Dari latihan di Jakarta, Lampung, dan Kalimantan Timur, saya bicara langsung dengan pelatih. Kami siap berikan medali emas, tapi targetnya berapa nanti jelang-jelang SEA Games, betul tidak apa yang disampaikan pelatih," ujar Adang.
Secara terpisah pelatih angkat besi Lukman mengaku bila target juara umum akan sulit dicapai. Tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Selama mendapatkan dukungan maksimal selama 10 bulan yang tersisa, Lukman yakin target tersebut dapat dicapai.
Lukman berharap untuk angkat besi akan dilakukan training camp ke luar negeri. Sehingga, atlet seperti Eko Juli Irawan (kelas 62 kg), Triyatno (69 kg) dan Ni Lu Shinta termotivasi, merasakan perubahan suasana, dan mendapatkan sparring partner yang jauh lebih menantang.
"Kalau di nasional saja terkesan mereka yang terbaik," ujar Lukman.
Dengan training camp di luar negeri, akan ada peningkatan yang lebih baik kedepannya.
"Kami sebagai pelatih belajar banyak dari negara maju, China, Korea, dan sebagainya dengan prestasi teringgi di Olimpiade," ujarnya.
Sedangkan, dalam waktu yang tersisa, akan diadakan try out ke luar negeri. Pertengahan tahun akan mengikuti kejuaraan Asia dan prakualifikasi di Prancis pada awal November, sebelum mengikuti SEA Games.***
Sabtu, 11 Desember 2010
ABG 2010: Binaragawan Riau Sumbang Emas Pertama Indonesia
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Pekanbaru - Binaragawan Indonesia asal Riau Asrelawandi menyumbangkan medali emas pertama untuk Indonesia pada nomor 60 kilogram dalam Asian Beach Games 2010 di Muscat, Oman, Jumat (10/12) malam
- Medali emas dari Asrelawandi itu merupakan prestasi yang menggembirakan tidak hanya untuk daerah asalnya namun juga bagi Kontingen Indonesia, kata Ketua KONI Pusat Rita Subowo dalam siaran pers, Sabtu.
Rita dan Ketua Kontingen Indonesia di Asian Beach Games 2010 HM Rusli Zainal yang ikut menyaksikan Unyil mengalahkan lawan-lawannya mengaku bangga dengan medali emas tersebut.
Bahkan Rita yang juga anggota Komite Olimpiade Asia mendapat kehormatan untuk menyematkan medali bagi Asrelawandi.
"Kami bersyukur karena ini emas pertama Indonesia dan tentu membanggakan. Apalagi persaingan ketat di ajang ini. Mudah-mudahan emas ini bisa melecut cabang lainnya untuk meraih pretasi di Asian Beach Games ini," ujar Rita.
Ketua Kontingen Indonesia yang juga Gubernur Riau HM Rusli Zainal mengaku gembira apalagi yang menyumbangkan emas adalah atlet asal Riau.
"Ini emas pertama dan lawan yang dihadapi atlet kita bukanlah lawan yang ringan. Namun hingga hari ini paling tidak kami telah menyumbangkan satu emas untuk daerah dan Indonesia," kata Rusli.
Rusli Zainal menambahkan, pihaknya berharap setiap atlet terus berjuang dan memanfaatkan semua peluang untuk meraih medali.
Asrelawandi turun di kelas 60 kg berhasil mengalahkan atlet Vietnam dan Thailand yang meraih medali perak dan perunggu. Sementara di nomor di bawah 70 kg medali emas yang dirah atlet Thailnd, perak dan perunggu diraih atlet Vietnam.
Ketua KONI Riau Yuherman Yusuf mengatakan bahwa atlet Riau tidak kalah dengan atlet dari provinsi lain terbukti dengan diraihnya medali emas pada Asian Beach.
"Asrelawandi ini memang sudah kami persiapkan sejak jauh hari, yakni sejak PON pada 2004 di Palembang," kata Yuherman.
Ia menyebutkan, sebelumnya binaragawan tersebut juga menjadi juara dalam kejuaraan binaraga dunia di India, November lalu.
Yuherman mengatakan, ke depan Asrel menjadi harapan Riau untuk PON XVIII/2012.
Dia juga mengungkapkan kebanggaannya sebagai masyarakat Riau karena baru bulan lalu atlet dayung asal Riau menyumbangkan emas dan perak dalam Asian Games di Guangzhou, China.
"KONI berharap apa yang diraih Asrelawandi bisa menjadi cambuk bagi atlet lain untuk terus berprestasi," katanya. *** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>
Rita dan Ketua Kontingen Indonesia di Asian Beach Games 2010 HM Rusli Zainal yang ikut menyaksikan Unyil mengalahkan lawan-lawannya mengaku bangga dengan medali emas tersebut.
Bahkan Rita yang juga anggota Komite Olimpiade Asia mendapat kehormatan untuk menyematkan medali bagi Asrelawandi.
"Kami bersyukur karena ini emas pertama Indonesia dan tentu membanggakan. Apalagi persaingan ketat di ajang ini. Mudah-mudahan emas ini bisa melecut cabang lainnya untuk meraih pretasi di Asian Beach Games ini," ujar Rita.
Ketua Kontingen Indonesia yang juga Gubernur Riau HM Rusli Zainal mengaku gembira apalagi yang menyumbangkan emas adalah atlet asal Riau.
"Ini emas pertama dan lawan yang dihadapi atlet kita bukanlah lawan yang ringan. Namun hingga hari ini paling tidak kami telah menyumbangkan satu emas untuk daerah dan Indonesia," kata Rusli.
Rusli Zainal menambahkan, pihaknya berharap setiap atlet terus berjuang dan memanfaatkan semua peluang untuk meraih medali.
Asrelawandi turun di kelas 60 kg berhasil mengalahkan atlet Vietnam dan Thailand yang meraih medali perak dan perunggu. Sementara di nomor di bawah 70 kg medali emas yang dirah atlet Thailnd, perak dan perunggu diraih atlet Vietnam.
Ketua KONI Riau Yuherman Yusuf mengatakan bahwa atlet Riau tidak kalah dengan atlet dari provinsi lain terbukti dengan diraihnya medali emas pada Asian Beach.
"Asrelawandi ini memang sudah kami persiapkan sejak jauh hari, yakni sejak PON pada 2004 di Palembang," kata Yuherman.
Ia menyebutkan, sebelumnya binaragawan tersebut juga menjadi juara dalam kejuaraan binaraga dunia di India, November lalu.
Yuherman mengatakan, ke depan Asrel menjadi harapan Riau untuk PON XVIII/2012.
Dia juga mengungkapkan kebanggaannya sebagai masyarakat Riau karena baru bulan lalu atlet dayung asal Riau menyumbangkan emas dan perak dalam Asian Games di Guangzhou, China.
"KONI berharap apa yang diraih Asrelawandi bisa menjadi cambuk bagi atlet lain untuk terus berprestasi," katanya. *** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>

ABG 2010: Asrelawandi Raih Medali Emas Pertama Indonesia
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - Jakarta - Atlet binaraga Asrelawandi berhasil meraih medali emas pertama bagi Kontingen Indonesia setelah menjuarai `beach bodybuilding` pada multi event Asian Beach Games II/2010 di Muscat, Oman.
- Dalam lomba di kelas 60 kilogram yang berlangsung di Qurum City Amphitheatre pada Jumat malam, Asrelawandi paling sedikit membuat kesalahan dalam setiap pose sehingga ia mengantongi total skor 21 sebagai nilai terbaik.
Medali perak nomor ini diraih atlet Vietnam Pham Van Mach dengan skor 22, sedangkan medali perunggu jatuh ke tangan Pongkam Jiraphan dari Thailand dengan skor 25.
Medali emas ini merupakan medali emas pertama bagi kontingen Merah Putih yang kali ini mengikuti 12 cabang dari 14 cabang yang dipertandingkan.
Hasil itu sekaligus merupakan keberhasilan untuk mempertahankan medali emas yang diperoleh Asrelawandi pada Asian Beach Games I di Bali pada 2008 dan Indonesia tampil sebagai juara umum dengan meraup 23 medali emas, demikian pula dengan Pham Van Mach yang ketika itu juga meraih medali perak.
Sementara atlet Malaysia Sazali Samad meraih medali emas di kelas 70 kilogram yang merupakan medali emas pertama bagi negaranya pada event ini.
Di kelas 65 kilogram, atlet Thailand Somkhit Sumethowetchakun tampil juara sekaligus memperbaiki prestasinya dari raihan medali perak pada Asian Beach Games II/2008.
Sementara binaragawan Vietnam Van Lam Nguyen dan Truong Giang Nguyen harus puas dengan medali perak dan perunggu di kelas 65 kilogram tersebut, juga sebagai prestasi pertamanya pada event ini.
Secara keseluruhan atlet Vietnam mengantongi empat medali dari cabang ini. *** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>
Medali perak nomor ini diraih atlet Vietnam Pham Van Mach dengan skor 22, sedangkan medali perunggu jatuh ke tangan Pongkam Jiraphan dari Thailand dengan skor 25.
Medali emas ini merupakan medali emas pertama bagi kontingen Merah Putih yang kali ini mengikuti 12 cabang dari 14 cabang yang dipertandingkan.
Hasil itu sekaligus merupakan keberhasilan untuk mempertahankan medali emas yang diperoleh Asrelawandi pada Asian Beach Games I di Bali pada 2008 dan Indonesia tampil sebagai juara umum dengan meraup 23 medali emas, demikian pula dengan Pham Van Mach yang ketika itu juga meraih medali perak.
Sementara atlet Malaysia Sazali Samad meraih medali emas di kelas 70 kilogram yang merupakan medali emas pertama bagi negaranya pada event ini.
Di kelas 65 kilogram, atlet Thailand Somkhit Sumethowetchakun tampil juara sekaligus memperbaiki prestasinya dari raihan medali perak pada Asian Beach Games II/2008.
Sementara binaragawan Vietnam Van Lam Nguyen dan Truong Giang Nguyen harus puas dengan medali perak dan perunggu di kelas 65 kilogram tersebut, juga sebagai prestasi pertamanya pada event ini.
Secara keseluruhan atlet Vietnam mengantongi empat medali dari cabang ini. *** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>

Rabu, 01 Desember 2010
Binaraga Incar Satu Emas
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Cabang olahraga bina raga (body building) ingin berkontribusi dengan mempersembahkan satu medali emas di ajang Asian Beach Games (ABG) II di Muscat, Oman pada 8-16 Desember.
- "Peluang terbesar dari cabang binaraga adalah meraih satu medali emas melalui Asrelawandi di kelas 60 kilogram," ujar Sekjen Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Alamsyah di Jakarta, Rabu.
Alamsyah mengatakan, pada event dua tahunan dan untuk kedua kalinya digelar itu, PB PABBSI hanya mengirimkan tiga atlet yakni Asrelawandi (60 kilogram), Iman Setiawan (70 kilogram), dan Syafrizal (75 kilogram).
Prediksi Asrelawandi bakal mampu mempersembahkan medali emas didasarkan atas hasil raihan medali emas yang diperolehnya pada Kejuaraan Dunia di India pada 27 Oktober-3 November lalu.
"Dia punya peluang besar berdasarkan hasil di Kejuaraan Dunia di India itu. Asrelawandi dapat emas, sedangkan Syafrizal dan Iman Setiawan masuk lima besar," ujarnya.
Pada Asian Beach Games II di Muscat, Alamsyah mengakui peluang Merah Putih untuk mengulang sukses di ABG I Bali yang mendapatkan dua medali emas akan sangat berat mengingat di Muscat nanti bakal pula hadir atlet-atlet dari negara-negara Asia Tengah dan Asia Barat seperti dari Iran dan Irak yang merupakan "raja-raja Asia" di cabang ini.
Sedangkan satu medali emas yang ditargetkan di Muscat adalah cukup realistis dan bisa memberi makna bagi kontingen Indonesia yang mentargetkan empat medali emas.
Cabang binaraga pada ABG II di Muscat mempertandingan enam nomor. Sedangkan kontingen Indonesia akan mengikuti 12 cabang dari 14 cabang olahraga yang dipertandingkan.
"Saya kira dapat satu emas saja sudah sangat bagus, mengingat kontingen Indonesia menargetkan empat medali emas dari event ini," demikian Alamsyah.*** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>
Alamsyah mengatakan, pada event dua tahunan dan untuk kedua kalinya digelar itu, PB PABBSI hanya mengirimkan tiga atlet yakni Asrelawandi (60 kilogram), Iman Setiawan (70 kilogram), dan Syafrizal (75 kilogram).
Prediksi Asrelawandi bakal mampu mempersembahkan medali emas didasarkan atas hasil raihan medali emas yang diperolehnya pada Kejuaraan Dunia di India pada 27 Oktober-3 November lalu.
"Dia punya peluang besar berdasarkan hasil di Kejuaraan Dunia di India itu. Asrelawandi dapat emas, sedangkan Syafrizal dan Iman Setiawan masuk lima besar," ujarnya.
Pada Asian Beach Games II di Muscat, Alamsyah mengakui peluang Merah Putih untuk mengulang sukses di ABG I Bali yang mendapatkan dua medali emas akan sangat berat mengingat di Muscat nanti bakal pula hadir atlet-atlet dari negara-negara Asia Tengah dan Asia Barat seperti dari Iran dan Irak yang merupakan "raja-raja Asia" di cabang ini.
Sedangkan satu medali emas yang ditargetkan di Muscat adalah cukup realistis dan bisa memberi makna bagi kontingen Indonesia yang mentargetkan empat medali emas.
Cabang binaraga pada ABG II di Muscat mempertandingan enam nomor. Sedangkan kontingen Indonesia akan mengikuti 12 cabang dari 14 cabang olahraga yang dipertandingkan.
"Saya kira dapat satu emas saja sudah sangat bagus, mengingat kontingen Indonesia menargetkan empat medali emas dari event ini," demikian Alamsyah.*** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>

Senin, 29 November 2010
ABG 2010: Binaraga Andalkan Asrelawandi
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Cabang olahraga (cabor) binaraga membidik satu medali emas pada ajang Asian Beach Games di Muscat, Oman 8-16 Desember 2010.
- Tiga binaragawan yang diturnkan di ajang olahraga dua tahunan ini adalah Asrelawandi (65 kg), Iman Setiawan (70 kg) dan Syafrizaldi (75 kg). Mennurut Seketaris Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi-Angkat Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Alamsyah Wijaya peluang terbesar berada di tangan Asrelawandi.
"Sebetulnya semua punya peluang. Tapi, berkaca pada hasil kejuaraan dunia di India 27 oktober-3 november 2010 lalu, Asrel-lah yang paling memungkinkan membawa pulang medali emas," kata Alamsyah di Jakarta, Senin (29/11/2010).
Pada Kejuaraan dunia tersebut, atlet kelahiran Tanjung Pinang, 5 Mei 1964 ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih medali emas. Sementara Iman dan Syafrizaldi masing-masing menempati peringkat lima besar dunia.Torehan prestasi cemerlang juga dibukukan Asrel pada ABG 2008 di Bali. Ia berhasil menyabet medali emas.
Mengenai persiapan, Alamsyah menambahkan saat ini timnya telah berada dalam kondisi yang optimal. Mengingat, binaraga merupakan cabor yang pembinaannya erat berkaitan dengan gaya hidup si atlet. Sehingga tidak perlu ada pemantapan latihan khusus. "Semuanya sudah siap. Insyaallah kami bisa memenuhi target medali emas di Oman," pungkas Alamsyah.
*** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>
"Sebetulnya semua punya peluang. Tapi, berkaca pada hasil kejuaraan dunia di India 27 oktober-3 november 2010 lalu, Asrel-lah yang paling memungkinkan membawa pulang medali emas," kata Alamsyah di Jakarta, Senin (29/11/2010).
Pada Kejuaraan dunia tersebut, atlet kelahiran Tanjung Pinang, 5 Mei 1964 ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih medali emas. Sementara Iman dan Syafrizaldi masing-masing menempati peringkat lima besar dunia.Torehan prestasi cemerlang juga dibukukan Asrel pada ABG 2008 di Bali. Ia berhasil menyabet medali emas.
Mengenai persiapan, Alamsyah menambahkan saat ini timnya telah berada dalam kondisi yang optimal. Mengingat, binaraga merupakan cabor yang pembinaannya erat berkaitan dengan gaya hidup si atlet. Sehingga tidak perlu ada pemantapan latihan khusus. "Semuanya sudah siap. Insyaallah kami bisa memenuhi target medali emas di Oman," pungkas Alamsyah.
*** >>>>>>>>>IKUT....?RE10.000>>>>>>>>>

Langganan:
Postingan (Atom)
KAMI dari COI melayani pembuatan PRESS RELEASE atau TULISAN OLAHRAGA dan siap membantu menggelar JUMPA PERS dengan mengundang wartawan media cetak dan televisi sesuai pilihan Anda. CP: 087783358784 atau email ke aagwaa@yahoo.com
TERPOPULER COI
-
Sumber Asli -- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA, Kompas.com - PB Percasi memulai program pembentukan tim inti untuk SEA Games 2011 dengan...
-
Nama Wakil Ketua Umum KOI, Muddai Madang kembali disebut-sebut Dana sosialiasi Asian Games 2018 tiap kota di at...
-
Disaksikan Ketua Umum KOI (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari, Komjen Pol (Purn) Petrus Reinhard Golose bersalaman dengan perintis, pendiri ...
-
CINTA OLAHRAGA INDONESIA - JAKARTA - Catatan positif layak diberikan kepada PB PASI. Otoritas atletik Tanah Air itu dianggap telah memberika...
-
Sumber Asli -- C0I - Persib Bandung tak mau larut dalam kekecewaan pasca kalah di laga derbi Bandung, beberapa hari lalu. Maung Bandung...
-
Indonesia Pingpong League (IPL) musim 2 tahun 2025 akan menghadirkan kompetisi tingkat usia muda dengan tajuk IPL Youth selain IPL Umum yang...
-
Sumber Asli -- C0I -Segera beredar Majalah KONI Edisi V Tahun 2015. Berisi berbagai sajian menarik. Simak profil Ratu Wushu Indonesia,...