-- CINTA OLAHRAGA INDONESIA - PARIS, siapa bisa menyangkal jika ibukota Prancis tersebut mampu menyuguhkan segala keindahan? Tak hanya destinasi sarat sejarah, kota kuno di Eropa tersebut juga menjanjikan gaya hidup penuh gemerlap bagi masyarakatnya. Jadi, jangan heran jika kota yang dikenal sebagai pusat mode dunia tersebut sangat laris menjadi daerah kunjungan para wisatawan dunia.

-Bagi wisatawan asal Indonesia, ada kelebihan lain yang bisa dirasakan selama berkunjung di Paris. Ada kelembutan dan keramahan Indonesia saat melancong atau pun berbelanja di kota mode itu. Ini akan bisa ditemui di Benlux Duty Free yang berlokasi strategis di Rue de Rivoli 174, Paris.
Benlux Duty Free memberikan layanan dengan cita rasa Indonesia. Bagi wisatawan Indonesia yang berkunjung ke sana akan merasa seperti berada di negara sendiri. Para pemain bulutangkis Indonesia yang bertanding di Paris pasti menyempatkan diri datang ke Benlux Duty Free untuk berbelanja dan merasakan suasana Tanah Air setelah berhari-hari bertanding.
Pada kejuaraan dunia yang berlangsung di Paris 23-29 Agustus lalu, para pemain bulutangkis Indonesia mendapat dukungan dari pimpinan dan karyawan Benlux Duty Free yang selama ini berpengalaman melayani pelancong dari Indonesia.
"Kami selalu memberikan dukungan kepada para pemain bulutangkis atau tim olahraga Indonesia yang bertanding di Paris. Bahkan untuk bulutangkis kami memiliki hubungan yang sangat baik, karena salah satu pelatih Indonesia yang melatih klub di Paris, Miming, merupakan sahabat kami. Dia pasti selalu mengajak pemain-pemain Indonesia berkunjung ke tempat kami," kata Koordinator SPG Benlux Duty Free Winnie Astuti, yang sudah 24 tahun menetap di Paris.
Bahkan, dia menyebutkan, untuk kejuaraan dunia kali ini, pihaknya mempunyai program dan dukungan khusus. Setiap pemain yang merebut gelar juara, maka akan mendapat hadiah parfum mereka yang terkenal. "Pemain-pemain Indonesia sangat antusias berkunjung, dan kami menghargai mereka dengan dukungan khusus ini," katanya.

Merayakan Lebaran Seiring dengan perubahan zaman dan gaya hidup, Paris pun menjadi alternatif pilihan bagi kaum muslimin dan muslimat untuk merayakan Hari Raya Lebaran, hari penuh kemenangan. Nilai mata uang Euro yang makin menukik turun pun makin menyempurnakan minat para pelancong ini untuk merayakan kemenangan setelah satu bulan penuh berpuasa di negara Napoleon Bonaparte tersebut.
Kabarnya, sekitar 4.000 pelancong dari Indonesia akan menyerbu Paris pada momentum Lebaran tahun ini. Felbi Harfani adalah salah satunya. Financial Colsultant pada sebuah perusahaan asuransi terkemuka ini memilih merayakan Lebaran di tengah keriuhan pengunjung Menara Eiffel yang sangat kondang di dunia.
Bersama suami tercinta, dia memilih untuk menikmati kawasan romantis Champs Elysees yang selama ini dikenal sebagai tempat nongkrong orang-orang elite dunia. Museum Louvre juga akan menjadi pilihan untuk melihat langsung lukisan Monalisa yang sangat melegenda. Bukan itu saja, masih ada Place Vendome yang menjadi pusat perhiasan dan jam-jam tangan bermerk atau Rue St Honore yang kondang dengan deretan butik-butik bermerk dan pusat shopping.
“Setelah kerja keras bekerja sepanjang tahun dan sebulan berpuasa, rasanya berlebaran di Paris akan menjadi liburan yang sangat menyenangkan bagi kami,” ujar Felbi di sebuah mal terkemuka di ibukota.
Sama seperti pelancong lainnya, selain mengunjungi tempat-tempat wisata terkemuka di Paris, mantan finalis None Jakarta pada 1998 ini juga sudah mengagendakan untuk shopping. Sejumlah produk bermerk sudah masuk dalam daftar untuk diburu.
Shopping atau belanja adalah kata wajib yang mengiringi sebuah pelancongan. Tak hanya barang-barang kenangan bagi diri sendiri, nama teman dan kerabat yang harus mendapat oleh-oleh pun sudah berderet-deret masuk dalam daftar catatan. Hitungan cepat pun harus segera dilakukan untuk menyesuaikan budget.
Strategi merayakan Lebaran sekaligus menikmati keindahan Paris dan mendapatkan produk-produk bermerk khas kota Zinedine Zidan dengan harga yang miring pun mulai dikembangkan. Benlux Duty Free yang berlokasi strategis di Rue de Rivoli 174, Paris, pun patut dipertimbangkan.
Tak hanya menyediakan produk-produk bermerk seperti parfum, tas, dan pernik-pernik aksesoris lainnya, Benlux juga menyediakan layanan-layanan di luar transaksi jual beli yang sangat hommy. Seperti diungkapkan Winnie Astuti yang sudah 24 tahun menetap di Paris dan malang melintang mengelola duty free, Benlux bahkan siap membantu segala urusan pelancong Indonesia seperti pesan hotel, tiket masuk museum Louvre dan destinasi lainnya, membantu mengurus kehilangan paspor, bagasi, bahkan orang hilang.
Pelayanan yang all out itu tak pelak menambah pekerjaan tersendiri. Namun, Winie yang dipercaya menjadi penanggung jawab kawasan Malaysia, Philipina, Vietnam, dan sudah tentu Indonesia di Benlux Duty Free menyebutnya sebagai mendapat kepuasan lainnya.
“Keunggulan belanja di kami, Anda mendapat teman di Paris. Begitu pun dengan kami yang otomatis juga mendapat tambahan teman jika mampu memberikan pelayanan yang baik. Mereka pasti akan kembali lagi jika suatu saat berkunjung lagi ke Paris karena pelayanan komplet seperti ini tidak ditemukan di tempat lain,” ujar ibu dua anak yang bertemu mantan suaminya yang orang Prancis di Yogyakarta ini.
Masih menurut wanita kelahiran Semarang, 7 September 1955, pelayanan terpadu yang dikembangkan selama ini juga membuat Benlux Duty Free memiliki hubungan sangat mesra dengan banyak tour guide Indonesia. “Tetapi saya juga bersedia membantu orang-orang Indonesia yang bertandang ke Paris tidak bersama tour travel yang membutuhkan bantuan seperti booking hotel, kereta, kabaret, penjemputan dan dalam kesulitan lainnya. Yang pasti, Anda punya teman di Paris, hubungi saja winie.astuti@yahoo.fr atau kontak +33 6 28 08 12 77,” jelas Winie berpromosi.
Saat disinggung kelebihan Benlux Duty Free pada momentum puasa dan Lebaran, Winie menegaskan, toko yang telah berusia lebih dari setengah abad tersebut siap memberikan service buka puasa dan sahur. “Buka puasa di Paris baru pada jam 21.15 WIB. Kami siap mengantarkan makanan khas Indonesia seperti siomay, lontong opor, nasi goreng, atau hanya risoles, kroket, arem-arem, dan lemper untuk menemani mie gelas mereka,” jelas Winie.

Cita Rasa Indonesia Selain pelayanan terpadu, Benlux Duty Free juga menjanjikan banyak kelebihan lainnya. Lokasi strategis di depan Museum Louvre yang terkenal, dekat dengan alun-alun Place de la Concorde, Place Vendome, Champs Elysees, dan persis di belakang Rue St Honore, membuat Benlux Duty Free menjadi tujuan belanja yang strategis setelah atau sebelum mengunjungi destinasi menarik lainnya.
“Anda juga bisa naik bis hop hop untuk putar-putra Paris dari depan toko kami hanya dengan membayar 21 Euro sehari penuh,” ujar Winie.
Didirikan pada 1959 untuk memenuhi kebutuhan tentara Amerika akan barang-barang mewah seperti tas, ikat pinggang, kaca mata, jam tangan, parfum, dan aksesoris lainnya, saat ini Benlux Duty Free dimiliki oleh generasi kedua, George Benedec. Banyak bintang film terkenal Amerika menjadikan Benlux Duty Free tujuan untuk mencari parfum-parfum Prancis terkenal seperti Chanel, Christian Dior, atau Hermes.
Seiring perjalanan waktu, Benedec yang sangat menghargai dan menyukai bangsa lain terobsesi untuk menyatukan semua bangsa di tokonya. Itulah sebabnya Benedec menyediakan layanan dalam bahasa ibu bagi setiap bangsa yang bertandang di tokonya. Tak terkecuali bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini memiliki banyak kelompok masyarakat atau sosialista yang dikenal hobi belanja.
“Kami menyediakan SPG dari berbagai bangsa seperti China, Korea, Thailand, Turki, Amerika Latin, India, dan dari negara Eropa lainnya. Tentu saja, Indonesia, karena Benedec sangat mencintai Indonesia. Dua kali setahun beliau pasti berlibur ke Bali,” papar Winie.
Orang Indonesia, lanjut Winie, sangat menggemari parfum Bulgary, Chanel, Christian Dior, Hermes, dan Lancome. Bahkan, juga parfum yang dahulu suka dipakai Lady Diana, Eau de Soir keluaran Sisley.
Selain parfum, pelancong Indonesia juga dikenal gemar berburu tas-tas bermerk seperti Celine, Bally, Lancel, dan Longchamp. Bahkan, orang Indonesia juga dikenal lebih memercayai membeli jam bermerk di luar negeri. “Kami menjual produk-produk tersebut seperti kacang goreng di sini. Kebanyakan untuk oleh-oleh harga terjangkau di bawah 50 Euro dan parfum bisa dengan harga termurah 5 Euro,” lanjut ibu dari Emilie dan Maxime ini.
Sejumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Paris pun dilibatkan menjadi SPG untuk melayani pelancong dari Indonesia. Keunikan cita rasa Indonesia berikut harga yang miring ini tak pelak menjadikan Benlux sebagai favorit bagi sejumlah tokoh terkemuka, artis dan selebritis, bahkan sosialista Indonesia.
“Rombongan Ibu Mufida Jusuf Kalla, Gus Dur, Bapak Taufiek Kemas, dan beberapa penyanyi dan pemain sinetron pernah berkunjung kemari,” jelas Winie.
Untuk seluruh item, masih menurut Winie, mereka menawarkan discount sebesar 20% ditambah tax free sebesar 12%. Bahkan, untuk aksesoris discount yang ditawarkan sebesar 25% plus tax free 12%. “Saya sudah 15 tahun bekerja berpindah-pindah di duty free dan sangat mengenal harga parfum. Saat ini kami memiliki parfum dengan harga sekitar 30 Euro untuk 50 ml dan sekitar 45 Euro untuk 100 ml. Bahkan, kami juga memiliki parfum sampai 200 ml,” tandas wanita yang kerap merasa sedih setiap SPG-nya harus kembali ke Tanah Air karena telah menyelesaikan pendidikan ini.
Kendati sudah memberi discount cukup besar, lanjut Winie, sudah menjadi sifat orang Indonesia untuk terus menawar. Bahkan, tak sedikit yang tidak percaya telah mendapat discount dan meminta untuk menghitung ulang discount yang diberikan.
“Itu bagian yang tidak mengenakkan tetapi tetap kita nikmati untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa sendiri,” jelas wanita yang kerap kelimpungan kurang tenaga di setiap musim ujian ini. Maklum, SPG yang kebanyakan anggota PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), para mahasiswa yang mengambil program S1 dan Master, banyak minta izin tidak bekerja di setiap musim ujian.
“Mereka tidak saja menjadi SPG, tetapi juga siap menjadi pemandu wisata. Termasuk, pada momentum puasa dan Lebaran kendati banyak juga yang mudik Lebaran,” lanjut Winie sembari menambahkan para pelajar ini bisa meraup penghasilan hingga 1.000 Euro per bulan jika rajin. Nah, siap berlebaran sembari shopping di Paris? ***